Senin, 06 Mei 2013

Analisis Mikroorganisme Penghasil Antibiotik dari Tanah dari Universitas Negeri Makassar Parang tambung


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Mikroorganisme dialam dapat diperoleh dalam bentuk tunggal, tetapi pada umumnya mikroorganisme di alam selalu dalam bentuk populasi campuran, baik yang mempunyai hubungan kerabat maupun tidak. Sehingga untuk memperoleh mikroorganisme yang akan digunakan sebagai alat dalam penelitian-penelitian dibutuhkan isolasi mikroorganisme pada tempat di alam yang diperkirakan menjadi habitat dari mikroorganisme tersebut mempunyai peranan yang cukup pada lingkungan tersebut.
Isolasi mikroorganisme merupakan rangkaian cara yang dilakukan untuk memisahkan mikroorganisme dari lingkungan sekitar. Hasil dari isolasi adalah biakan yang hanya terdiri dari satu spesies mikroorganisme. Biakan murni merupakan biakan yang setiap koloni mikroorganisme hanya memiliki satu jenis mikroorganisme.
Pada percobaan kali ini akan dilakukan isolasi mikroorganisme dari sampel tanah yang bertujuan untuk mengetahui apakah sampel tersebut bersifat menghasilkan antibiotic atau tidak
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1.       Bagaimana cara mengisolasi bakteri penghasil antibiotic yang terdapat pada tanah dari Universitas Negri Makassar, Universitas Islam Negeri Makassar, Universitas Muhamadiah Makassar, dan Universitas Hasanuddin Makassar.
2.      Bagaimana aktivitas antimikroba isolate yang diperoleh terhadap mikroba lain.
C.     Maksud Praktikum
Adapun maksud pada percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara mengisolasi suatu bakteri penghasil antibiotic dan cara pengujian aktivitas antimikrobanya.
D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
1.       Untuk mengisolasi mikroorganisme penghasil antibiotik yang terdapat pada tanah dari Universitas Negri Makassar, Universitas Islam Negeri Makassar, Universitas Muhamadiah Makassar, dan Universitas Hasanuddin Makassar.
2.      Untuk menguji aktivitas antimikroba isolat yang diperoleh dengan mikroba lain
E. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat percobaan ini adalah kita dapat mengetahui dan memahami cara isolasi mikroorganisme penghasil antibiotik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
  1. Teori Umum
Antibiotik secara umum didefinisikan sebagai bahan yang diproduksi oleh mikroorganisme yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Adanya metode sintetik, bagaimanapun dihasilkan pada modifikasi dari definisi ini dan antibiotic saat ini megarah pada bahan yang diproduksi oleh mikroorganisme , atau bahan yang sama (yang diproduksi keseluruhan atau sebagian oleh sintetis kimia), yang dimana ada konsentrasi yang rendah menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain (hugo, 2004).
Identifikasi mikroba adalah satu tugas yang lazim dilakukan laboratorium mikrobiologi. Di laboratorium diagnostik penyakit, isolasi dan pencirian mikroba yang berasal dari penderita penyakit harus dilaksanakan dengan cepat dan tepat sehingga pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Pencirian mikroorganismeyang diisolasi dari makanan dan minuman yang terlibat dalam pencemaran makanan harus dilakukan  secepat mungkin agar wabah keracunan akibat makanan atau minuman yang tercemar dapat dihentikan ( Bibiana, 1994).
Cara isolasi dan identifikasi bakteri adalah merupakan suatu topik yang sangat luas dan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah berpengalaman. Cara-cara ini adalah suatu tantangan yang menarik bagi para mikrobiologiawan, karena mikroorganisme atau bakteri tersebut terdapat dalam berbagai sumebr yang terdiri dari ribuan spesies, dan terdapat dalam berbagai habitat.  (Djide, 2008)
Begitu pentingnya kultur murni dalam identifikasi mikroorganisme (bakteri), maka cara-cara untuk memperolehkultur murni menjadi sangat fundamental bagi bidang mikrobiologi. Cara termudah untuk memperoleh kultur murni adalah dengan car penanaman dalam plat agar seara goresan atau dengan taburan. Sel-sel inokulumakan tersebar diatas media agar sedemikian rupa, sehingga koloni yang tumbuh merupakan koloni yang berasal dari satu sel. Koloni-koloni tersebut selajutnya digoreska kembali pada mediu agar yang lainya untuk mengecek kmurniannya (Djide, 2008)
Ada empat macam fase pertumbuhan mikroorganisme  yaitu fase lag, fase log (fase eksponensial), fase stasioner, dan fase kematian (Praitiwi, 2007) :
1.       Fase lag merupakan fae adaptasi, yaitu penyesuaian mikroorganisme pada suatu lingkungan baru.Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel, yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel. Fase lag tergantung pada kondisi dan jumlah awal mikroorganisme dan media pertumbuhan. Bila sel-sel mikroorganisme diambil dari kultur yang sama sekali berlaianan, maka yang sering terjadi adalah mikroorganisme tersebut tidak mampu tumbuh dalam kultur.
2.      Fase log (fase eksponensial) merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh da membelah pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media, dan kondisi pertumbuhan.
3.      Pada fase stasioner, pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Pada fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik. Pada sebagian besar kasus, pergantian sel terjadi dalam fase stasioner ini. Terdapat kehilangan sel yang lambat karena kematian diimbangi oleh pembentukan sel-sel baru melalui pertumbuhan dan pembelahan dengan nutrisi ya g dilepaskan oleh sel-sel yang mati karena mengalami lisis.
4.     Pada fase kematian, jumlah sel yang mati meningkat, faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk buangan yang toksisk.
B.  Uraian Bahan
1.       Aquadest (Ditjen POM, 1979 hal: 96)
Nama resmi         : Aqua Destillata
Sinonim                : Air suling
RM / BM               : H2O / 18,02
Rusum struktur   :  H           H
                                       O
Pemerian             : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Kegunaan             :  Sebagai sumber nutien mikroba dan pelarut medium.
Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup baik.
2.      Alkohol (Ditjen POM, 1979. hal : 65)
      Nama resmi           : Aethanolum
      Nama lain               : Etanol, alkohol
      RM / BM                  : C2H6O / 46,07
      RB                            : CH3-CH2-OH
Pemerian                :  Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah  terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
       Kelarutan              : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
      Penyimpanan       : Dalam wadah tertutup rapat
      Khasiat                    : Zat tambahan
      Kegunaan               : Sebagai Antiseptik.
C. Uraian mikroba
1.       Bacillus subtilis
Klasifikasi  (Garritty, 2004)
Domain                :  Bacteria
Phylum                :  Proteobacteria
Class                     :  Bacilli
Ordo                     :  Bacillales
Family                  :  Bacillaceae
Genus                   :  Bacillus
Species                  :  Bacillus subtilis
Morfologi (Entjang, 2003)
Berbentuk batang lurus, tidak bercabang dan menghasilkan endospora. Gram (+) berukuran 1,5 m x 4,5 m, sendiri- sendiri atau tersusun dalam bentuk rantai bergerak dan bulu bersimpai. Kuman ini bersifat patogen oportunis, menyebabkan infeksi pada telur dan septicemia. Dapat mencemari  botol transfusi darah sehingga melisiskan sel darah.
2.      Candida albicans
Klasifikasi  (Suriawira, 1986)
Regnum               : Protista
Divisio                  : Eumycophyta
Class                     : Ascomycycetes
Ordo                     : Saccharomycetales
Familia                 : Crypotoccaceae
Genus                   : Candida
Spesies                  : Candida albicans
Morfologi (Entjang, 2003)
                  Candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, ukurannya 2-3 x 4-6 nm, dan sel-sel bertunas, gram positif, yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Dapat meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dari sukrosa, dan tidak bereaksi dengan laktosa
3.      Escherichia coli
Klasifikasi (Garritty,2004)
Domain             :    Bakteria
Phylum             :    Proteobacteria
Class                  :    Gammaproteobacteria
Ordo                  :    Enterobacteriales
Familia              :    Enterobacteriaceae
Genus                :    Escherichia
Spesies               :    Escherichia coli
Morfologi (Pelczar, 2005)
Batang lurus, 1,1 – 1,5 μm  x  2,0 – 6,0 µm, motil dengan flagelum peritritikus atau non motil. Gram negatif. Tumbuh dengan mudah pada medium nutrien sederhana. Laktose difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi asam dan gas. Koloninya utamanya pada nutrien gelatin, buram tidak tembus cahaya sampai sebagian translusent, smooth dan seragam konsistensinya. Jika ditumbuhkan pada medium Eosin Metilen Biru Agar, koloninya tampak seperti logam kemilau.
4.     Pseudomonas aeruginosa
Klasifikasi  (Garritty, 2004)
Domain                : Bacteria
Pylum                   : Proteobacteria
Class                     : Gammaproteobacteria
Ordo                     : Pseudomonadales
Sub ordo               : Pseudomonadinae
Family                  : Psedomonadaceae
Genus                   : Psedoumonas
Species                  : Psedoumonas aeroginosa
Morfologi (Pelczar, 2005)
   Bentuk batang bulat 0,5 – 1,5 mili mikron, ciri petumbuhan pada agar sel putih, dan sel tampak sendiri dan berpasangan, divisi lebih dari satu dan berkelompok  mengembang sampai tak beraturan.
5.      Salmonella thyposa
Klasifikasi (Garrity, 2004)
Domain                :    Bacteria
Phylum                :    Proteobacteria
Kelas                    :    Gammaproteobacteria
Ordo                     :    Enterobacteriales
Family                 :    Enterobacteriaceae
Genus                   :    Salmonella
Spesies                 :    Salmonella typhi 
Morfologi (Entjang, 2003)
   Termasuk kuman gram negatif, tidak berspora banyaknya/ besarnya bervariasi, bergerak dengan flagel peritin tumbuh dengan cepat pada pembenahan biasa tetapi tidak merugikan laktosa/ sukrosa. Merupakan asam dan beberapa gas dari glukosa dan maltosa. Cenderung menghasilkan hydrogen sulfida, dapat hidup dalam air yang dibekukan. Untuk massa yang lama. Resisitensi terhadap zat kimia tertentu seperti Hijau Briliant, Na- Tetrationat, Na-dioksikholat, menghambat kuman koliform dan bermanfaat untuk mengisolasi.
6.     Staphylococcus aureus
Klasifikasi (Garrity, 2004)
Domain                :    Bacteria
Phylum                     :       Firmicutes
Class                     :    Bacilli
Ordo                     :    Eubacteriales
Family                 :    Micrococcaceae
Genus                   :    Staphylococcus
Spesies                 :    Staphylococcus aureus
Morfologi  (Pelezar, 1988)
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 – 1,5 µm, terdapat tunggai dan berpasangan, dan secara khas membelah diri lebih dari satu bidang sehingga membentuk gerombol yang tidak teratur. Dinding sel mengandung dua komponen utama; peptidoglikan dan asam teiokat. Metabolisme secara resipiratif dan fermentatif. Tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam keadaan aerob. Suhu optimum 35-40°C. Terutama berasosiasi dengan kulit, dan selaput lendir hewan berdarah panas. Kisaran inangnya luas, dan banyak galur merupakan patogen potensial.
7.      Streptococcus mutans
Kalsifikasi (Garritty, 2004)
Domain                :   Bacteria
Divisio                  :   Scotobacteria
Ordo                     :   Lactobacillales
Family                  :   Streptococcaceae
Genus                   :   Streptococcus
Species                  :   Streptococcus mutans
Morfologi (Entjang, 2003)
                  Bakteri ini bersifat mikroaerofilik dan untuk pertumbuhannya membutuhkan medium kayu protein. Streptococcus mutans tidak memiliki antigen dinding sel yang bifup-spesifik, sehingga tidak bisa dimasukkan ke dalam grup Lancefield.
8.      Vibro cholera
Klasifikasi (Garritty, 2004)
Domain                : Bacteria
Phylum                : Proteobacteria
Class                     : Alphaproteobacteria
Ordo                     : Vibrionales
Family                  : Vibrionaceae
Spesies                  : Vibrio sp
Morfologi (Entjang, 2003)
Berbentuk batang, bengkok, seperti koma, berukuran 2-4 x 10-6, gerak sangat aktif dengan adanya flagel monotrik, tidakberbentuk spora, pada biakan lama dapat menjadi terbentuk batang lurus, negatif gram.
9.     Aspergillus nigeri
Klasifikasi (Garrity, 2004)
Regnum           : Plantae
Divisio              : Thalophyta
Subdivisio         : Fungi
Phylum            : Eumycophyta
Class                 : Ascomycetes
Ordo                 : Astinomycetales
Family              : Actinomycetales
Genus               : Aspergillus
Species              : Aspergillus niger



Morfologi (Entjang, 2003)
Dicirikan oleh leher reseptif yang rumit (trikogine) pada oksogonium atau ganetagium betina. Medilium bercabang dengan bebasnya dan hifanya mengandung sel-sel muktinukleat.
D.    Prosedur Praktikum (Djide , 2003)
a.     Pengambilan sampel tanah, air sungai, dan air laut
Sampel tanah tersebut diambil dengan menggunakan sendok stainless steel yang telah disemprot dengan alkohol 70 % dari kedalaman 15 cm dari permukaan tanah.
b.     Seleksi dan isolasi biakan
Setelah diinkubasi dilakukan pengamatan terhadap koloni yang tumbuh yang memperlihatkan adanya hambatan berupa daerah bening disekelilingnya. Koloni ini selanjutnya diidolasi dan dipindahkan pada medium yang sama. Isolat yang diperoleh dimurnikan dengan metode kuadran. Biakan murni tersebut lalu dipindahkan pada agar miring sebagai stok.
c.      Fermentasi biakan murni
Koloni biakan murni diambil 1 ose, diinokulasikan dalam medium NA miring lalu diinkubasi pada suhu 37o C selama 1 x 24 jam, kemudian disuspensikan dengan 2,5 ml larutan NaCl fisiologis dan diinokulasikan dalam 50 medium pembenihan cair maltose yeast ekstrak broth lalu diinkubasi pada suhu kamar selama 1 x 24 jam dan dikocok dengan menggunakan shaker dengan kecepatan 200 rpm.
d.     Pemeriksaan aktivitas antibiotika
Medium NA dicairkan dituang secara spesifik ke dalam vial kemudian ditambahkan suspense mikroba uji dihomogenkan, kemudian dimasukkan kedalamcawan petri steril sebanyak 10 ml dan dibiarkan memadat. Disc blank secara aseptik dimasukkan fermentat, direndam 30 – 60 menit. Disc yang telah berisi fermentat dikeringkan dilekatkan pada media agar yang telah memadat,kemudian diinkubasi lalu diamati zona hambatan yang terbentuk.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Cawan petri, Erlenmeyer, Inkubator, Kompor, Lampu Spritus, Autoklaf, Pinset, Spoit, Sendok tanduk besi, Tabung reaksi, Timbangan analitik.
B.     Bahan
Adapun bahan yang digunkan pada percobaan ini adalah Air suling, Alkohol, Aluminium foil, Kapas, Karet, Label, Kertas timbang, Medium Glukosa Nutrien Agar (GNA), Suspensi bakteri Bacillus subtilis, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella thyposa, Shigella disentri, Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Vibrio colera , suspense jamur Candida albicans, Sampel tanah dari Universitas Negeri Makassar.
C.     Cara Kerja
1.       Isolasi Mikroba
Pertama – tama diambil sampel dan diencerkan dengan pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian sampel tersebut dimasukan ke dalam vial dan ditambahkan medium NA sebanyak 9 ml. Setelah itu, diinkubasi selama 1 x 24 jam.
2.      Fermentasi Isolat Murni
Hasil dari Biakan mikroba di medium NA dipindahkan sebanyak 1 ose ke medium MYB pada tabung reaksi kemudian dishaker dengan kecepatan 200 rpm selama 1 x 24 jam. Setelah itu, dituang ke dalam vial dan diberi disc blank.
3.      Pengujian Hasil isolasi
Suspensi mikroba diambil 1 ose dan dimasukan ke dalam vial yang berisi medium GNA, dihomogenkan kemudian dipindahkan ke dalam cawan petri steril dan diinkubasi selama 1 x 24 jam.
2.  Tabel Pengamatan
1.  Kelompok I

MIKROBA UJI
Isolat
SA
EC
CA
I
II
III
X
I
II
III
X
I
II
III
X
B1 (1)
6
7
9
7,3
7
7
1,5
5,16
-
-
-
-
B2 (1)
9
1,2
9
6,4
1,5
8
1,2
3,56
-
-
-
-
B1 (2)
5
1
1
2,3
5
1,2
1,2
2,46
-
-
-
-
B2 (2)
1
1
1
1
1,2
1,2
1,2
1,2
-
-
-
-
J1 (1)
1,2
1,1
1,1
1,13
1,2
1,2
1,2
1,2
-
-
-
-
J2 (1)
5
1,2
1,2
2,46
5
5
7
5,66
-
-
-
-
J1 (2)
9
8
9
8,66
9
9
9
9
-
-
-
-
J2 (2)
9
9
9
9
8
8
9
8,33
-
-
-
-

2. Kelompok II


MIKROBA UJI
Isolat
SM
PA
AN
I
II
III
X
I
II
III
X
I
II
III
X
B1 (1)
-
-
-
-
12
10
11
11
-
-
-
-
B2 (1)
14
15
12
13,67
12
12
10
11,33
-
-
-
-
B1 (2)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
B2 (2)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
J1 (1)
20
19
17
18,67
20
15
18
17,66
11
11
13
11,67
J2 (1)
9
10
8
9
-
-
-
-
-
-
-
-
J1 (2)
13
14
12
13
11
12
13
12
8
9
7
7,67
J2 (2)
-
-
-
-
-
-
-
-
11
11
10
10,67

1.       Kelompok III


MIKROBA UJI
Isolat
SD
ST
AN
I
II
III
X
I
II
III
X
I
II
III
X
B1 (3)
9
10
9
9,3
10
9
8
9
16
11
14
13,67
B2 (3)
10
10
10
10
-
-
-
-
8
8
9
8,3
B1 (4)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
B2 (4)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
J1 (3)
8
8
7
7,6
8
8
9
8,3
9
13
19
10,03
J2 (3)
11
7
7
7,3
-
-
-
-
-
-
-
-
J1 (4)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
J2 (4)
-
-
-
-
-
-
-
-
8
9
7
8



4. Kelompok IV

MIKROBA UJI
Isolat
BS
VC
CA
I
II
III
X
I
II
III
X
I
II
III
X
B1 (3)
6
8
7
7
12
13
14
13
-
-
-
-
B2 (3)
12
11
10
11
9
7
9
8,3
-
-
-
-
B1 (4)
-
-
-
-
10
15
12
12,3
13
14
10
12,3
B2 (4)
-
-
-
-
-
-
-
-
10
11
12
11
J1 (3)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
J2 (3)
-
-
-
-
-
-
-
-
25
17
19
20,53
J1 (4)
15
6
9
10
-
-
-
-
-
-
-
-
J2 (4)
-
-
-
-
10
11
9
10
-
-
-
-

B. Pembahasan
Isolasi merupakan proses memindahkan mikroba uji dari lingkungannya untuk memperoleh biakan murni. Hal ini dilakukan untuk memperoleh biakan murni yang hanya menganung satu mikroorganisme untuk diidentifikasi sebagai mikroba penghasil antibiotic
Antibiotik sendiri merupakan bahan atau senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat  pertumbuhan mikroorganisme lain.
Jadi isolasi antibiotik merupakan suatu cara untuk memisahkan suatu mikroorganisme dari lingkungannya. Dimana di sini mikroorganisme tersebut memiliki suatu senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain (utamanya yang bersifat pathogen pada manusia) yang disebut sebagai antibiotik, sehingga diperoleh biakan murni dari mikroorganisme tersebut.
Percobaan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu antibiotic baru yang diperoleh dengan cara mengisolasinya dari sampel – sampel yang terdapat di lingkungan sekitar kita, sebagai contoh tanah dari Universitas Negeri Makassar.
Dalam percobaan ini digunakan medium NA dan PDA karena di sini kita belum mengetahui secara pasti apakah mikroorganisme yang dihasilkan dari isolasi berupa bakteri atau jamur. Jadi digunakan medium NA sebagai medium pertumbuhan bakteri dan PDA sebagai medium pertumbuhan jamur.
Uji skrining mikroorganisme secara umum bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya daya hambat suatu senyawa dari mikroorganisme yang terdapat pada sampel yaitu tanah dari Universitas Negeri Makassar.
Pada tahap isolasi mikroba, ditimbang 1 gram sampel tanah, kemudian dilakukan pengenceran, yaitu pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3. dicampur dengan medium NA sebanyak 9 ml. Dibiarkan memadat dan diinkubasi selama 1 x 24 jam.
Pada tahap fermentasi isolat murni, biakan isolat murni  bakteri, diambil sebanyak 1-2 ose lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi meidium MYB. Selanjutnya, dishaker dengan kecepatan 200 rpm selama 1 x 24 jam. Setelah itu, medium dipindahkan ke dalama vial  dan dimasukkan disc blank, rendam selama kurang lebih 1 jam.
Tahap akhir adalah pengujian aktivitas antibiotik yang dimana suspensi bakteri sebanyak 1 ose dicampur dengan medium GNA di dalam vial dan dihomognkan. Setelah itu, dipindahkan ke dalam cawan petri yang telah dibagi lima. Dimasukkan ke dalam cawan petri disc blank yang telah direndam dengan isolat murni. Lalu diinkuasi selama 1 x 24 jam untuk diukur zona hambatannya.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data sebagai berikut :
a.     Diameter zona hambatan isolat B1 4 pada bakteri Vibrio cholera 12,3 mm, dan tidak zona hambat pada Bacillus subtilis, Salmonella thyposa, Shigella disentri, dan pada jamur Aspergillus niger.  sedangkan diameter zona hambat pada jamur Candida albicans adalah 18,3.
b.     pada isolat B2 4 tidak terdapat zona hambatan pada semua semua bakteri sedangkan pada jamur Candida albicans adalah 11 mm.
c.      Diameter zona hambatan isolat J1 4 pada Bacillus subtilis adalah 10 mm, dan tidak terdapat zona hambat pada bakteri Vibrio cholera, Salmonella Thyposa , Shigella disentri begitupun pada jamur Candida albicans dan Aspergillus niger.
d.     Diameter zona hambatan isolat J2 4 pada Vibrio cholera adalah 10 mm, dan pada jamur Aspergillus niger adalah 8mm dan tidak ada zona hambatan pada bakteri Bacillus subtilis, Salmonella Thyposa, Shigella Disentri begitupun pada jamur Candida albicans
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
a.     Isolat bakteri dari sampel tanah Universitas Negeri Makassar yang paling efektif menghambat pertumbuhan mikroba adalah isolate kode B1 4 dengan zona hambat 12,3mm
b.     Isolat jamur dari sampel tanah Universitas Negeri Makassar yang paling efektif menghambat pertumbuhan mikroba adalah isolate kode B1 4 dengan zona hambat 12,3mm
B.  Saran
            Sebaikya alat di dalam laboratorium diperlengkap seperti timbangan analitik agar dalam menimbang dapat diproleh data yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010.Mikrobiologi Farmasi Terapan.UMI: Makassar.

Bibiana, W, Lay.,1994.Analisis Mikrobiologi di Laboratorium.PT.Raya Grafindo Persada: Jakarta.

Ditjen POM.1979.Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.

Djide M, Natsir., dan Sartini.2008.  Dasar-dasar Mikrobiologi.Universitas Hasanuddin:Makassar.

Entjang, Indan.2003.Mikrobiologi dan Parasitologi.PT. Citra Aditya Bakti: Bandung.

Garitty, G,M., Bell, J, A., and Lilbum, T,G. 2004. Taxonomic Outline of The Prokaryotes Bergey’s Sistematic Bacteriologi, 2th Edition. Springer New York Berlin Hendelberg: United States of America.

Hugo.2004. Pharmaceutical Microbiology seventh edition. Blackwell science: UK.

Pratiwi. 2007.Mikrobiologi Farmasi. Universitas Gajah Mada:Yogyakarta.

Waluyo, lud. 2008. Teknik Metode Dasar Mikro Biologi.Penerbit UMM Press : Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar