Senin, 06 Mei 2013

Analisis Mikrobiologi Produk Farmasi


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Populasi mikroorganisme di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba berada disekitar kita. Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorganisme yang merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, menghasilkan racun dan merusak bahan dengan cara menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan. Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang digunakan dalam pengolahan, atau pekerja yang melakukan proses pembuatan.
Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta kosmetik merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-sediaan tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya.
Jenis pengujian yang diperlukan untuk masing-masing produk tidak sama. Untuk produk makanan diuji cemaran mikrobanya. Uji angka lempeng total merupakan tolak ukur mikrobiologis untuk mengetahui kebersihan pengolahan dan penanganan produk makanan dan minuman maupun produk lainnya yang juga merupakan suatu indikasi layak atau tidak layaknya suatu produk untuk digunakan.
   Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum uji mikrobiologis terhadap produk sediaan farmasi yaitu makanan, minuman, kosmetik, dan obat tradisional.
B.     Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah apakah sediaan farmasi yang berupa makanan (Nugget ayam), minuman (Teh pucuk), cosmetic (Ponds) dan obat tradisional (Jamu kuat lelaki) memenuhi syarat atau tidak?
C.     Maksud Praktikum
Maksud dari percobaan ini adalah untuk melakukan uji mikrobiologis pada sampel makanan , minuman dan kosmetik secara kualitatif dan kuantitatif.
D.    Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.       Untuk melihat tingkat pencemaran mikroba pada suatu sediaan Nugget ayam, the pucuk, ponds, dan jamu kuat lelaki
2.      Untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu sediaan Nugget ayam, the pucuk, ponds, dan jamu kuat lelaki
3.      Untuk mengetahui apakah sampel yang diuji (Nugget ayam, teh pucuk, ponds, dan jamu kuat lelaki) memenuhi syarat atau tidak
E.     Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa produk makanan, minuman dan obat tradisional aman digunakan atau dikomsumsi ditinjau dari segi mikrobiologis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Makanan minuman berasal dari dua sumber dari tumbuhan dan binatang. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila dalam sediaan makanan dan minuman sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan makanan tidak akan bebas dari pengaruh adanya mikroba (Anonim, 2010).
Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorrganisme yang merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, menghailkan racun dan merusab bahan dengan cara menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan. Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang digunakan dalam pengolahan, pekerja yang melakukan proses pembuatan ( Djide, 2003).
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap produk-produk yang langsung dimakan dilakukan terhadap bakteri-bakteri penyebab infeksi dan keracunan makan seperti yang disebutkan diatas dan juga terhadap angka lempeg total seagai indikasi tentang kebersihan dan sanitasi pada proses pengolahan produk-produk tersebut ( Djide , 2003).
Kualitas mikrobiologis dari obat-obatan merupakan suatu masalah yang penting untuk diperhatikan. Obat-obatan steril sudah lama dikenal syarat kualitas mikrobiologisnya, tetapi preparat farmasi non steril baru beberapa tahun terakhir ini mendapatkan perhatian dan mulai diadakannya persyaratan. Pada umumnya obat-obatan dibuat oleh industri secara besar-besaran. Sediaan tadi memakan waktu yang cukup lama dalam penyimpanan, dan hal ini selama dalam penyimpanan atau peredarannya kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya (Djide, 2003).
Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan atau kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan. Selain itu mikroba yang tumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis yang tidak patogen, tetapi bila jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan. Penyakit-penyakit yang dapat timbul karena adanya mikroba didalam obat-obatan non steril, dapat mengakibatkan terjadinya infeksi dari bakteri patogen atau keracunan oleh bakteri penghasil racun (Djide , 2003).
Kalau  makanan dan minuman terkontaminasi mikroorganisme secara spontan dari udara, maka akan terdapat pertumbuhan campuran beberapa macam mikroorganisme. Kontaminasi terebut dapat terjadi sejak pengolahan bahan baku, pemrosesan bahan, peralatan, pengemasan, karyawan, air yang digunakan da jenis wadah atau kemasan yang digunakan (Djide, 2008).
Definisi dari bakteri coliform didasarkan pada bentuk gram dan reaksi metaboit. Berdasarkan definisi tersebut coliform adalah gram negative tidak memiliki spora, aerobic atau fakultatif aerobicyang mempermentasi laktosa membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC ( Mc Lands borrow ug, 2005).
Uji MPN ( Most Probable Number) digunakan jika jumlah yang diharapkan relative rendah antara lain kurang dari 1 sampai 100 mikroorganisme/mL. Prosedur ini menggunakan tabung ganda dari kultur medium biasanya 3 sampai 5 dengan 3 perbedaan volume dari sampel, misalnya 3 tabung asing-masing diinkulasi  dengan 0,1 mL, dai tabung berikutnya 0,01 mL dan 3 deret tabung berikutnya 0,001 mL. Jika konsentrasi dalam sampel adalah range yang ditujukan seperti diatas, seharusnya pada tabung yang menerima inokulasi bakteri tidak ada mikroorganisme yang hadir. Ini akan menjadi steril setelah diinkubasi, perbandingan dari tabung positif yang dilaporkan untuk tiap volume sampel dan hasilnya dibandingkan  dengan tabel standart MPN dari organisme per mL (atau per 100 mL dari sampel murni). Prosedur ini biasanya digunakan dalam air , makanan, dan produk indusry dibandingkan pada industry farmasi (Hugo, 2004).
Tekni MPN adalah metode statistic yang berguna dalam menentukan konsentrasi rendah dari organisme (kurang dari 100 gram  atau mL). Dalam metode ini sampel secara seri dilarutkan sehingga inokula akan kadang-kadang tapi tidak selalu mengandung organisme hidup pada setiap pelarutan volume ganda dipindahkan ke tabung ke 3,5, atau ke 10 dari medium cair yan diujikan.Tabung diinkunbasi dan hasilnya dievaluasi.Berdasarkan test ini, tabung yang positif diidentifikasi dengan kekeruhan (pertumbuhan) tunggal atau kombinasi dengan produk gas dan asam (Mc lands borrwugh, 2005).
Adanya mikroorganisme dalam makanan dan minuman dapat merusak makanan dan minuman atau mengubah komposisi bahan makanan / minuman diantaranya dapat menghidrolisa pati dan selulosa atau menyebabkan  fermentasi gula, sedangkan yang lainnya dapat mendegradasi protein dan menghasilkan bau busuk dan amonia. Ada bberapa mikroorganisme dapat membentuk lendir, gas, busa, warna, asam, racun dan lain-lain sebagainya (Djide, 2008).
Kerusakan makanan dan minuman dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut (Djide, 2008) :
1.          Pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme terutama bakteri, khamir dan kapang
2.         Aktivitas enzim di dalam makanan, serangga, parasit dan tikus.
3.         Suhu
4.        Kadar air
5.         Udara terutama oksigen
6.        Sinar/cahaya
7.         Waktu/lama dalam peyimpanan
B. Uraian Bahan
1.       Alkohol ( Ditjen POM, 1979)
Nama resmi               :  AETHANOLUM
Sinonim                       : Etanol, Alkohol
BM/RM                        : 46,07 / C2H5OH
Pemerian                    :  Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap
Kelarutan                   :  Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan            :  Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                  :  Sebagai desinfektan
2.      Aquadest (Ditjen POM ,1979)
       Nama resmi        :  Aqua destillata
 Nama lain                 :  Aquades, air suling
 RM/BM                       :  H2O/18,02
             Pemerian                   : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh.
       Penyimpanan           :  Dalam wadah trtutup baik
Kegunaan                 :  Sebagai bahan pengencer


3.      Agar (Ditjen POM. 1979 )
Nama resmi              :     Agar
Nama lain                 :     Agar-agar
Pemerian                   :    Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keeping, serpih atau butiran; jingga lemah kekuningan, rasa berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh.
Kelarutan                  : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih.
Penyimpanan           :     Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                 :     Sebagai komposisi medium.
4.     Dekstrosa (Ditjen POM.1995)
Nama resmi           :    Dextrosum
Nama lain              :    Dekstrosa, Glukosa
RM/BM                   :    C6H12O6 / 180,16
Pemerian               :    Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan              : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan       :    Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan              :    Sebagian komposisi medium

5.      Ekstrak daging sapi (Ditjen POM,1995 )
Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta.
Pemerian               : Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.
Penyimpanan       :  Wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.
6.Pepton (Ditjen POM. 1979)
Pemerian                :    Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas tidak busuk.
Kelarutan                : Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P.
Kegunaan               :  Sebagai komposisi medium.
C. Uraian Sample
1. Jamu Pria Sehat
     a. Nilai SNI :
ALT                                                      Maks 3.103 kol/g
MPN E.coli                                          < 3 APM/ml
b. Komposisi :
Woodfordiae flos                               7 %
Panduratae rhizome                         10 %
Zingiberis rhizome                             20 %
Kaemferia rhizome                           20 %
Bahan-bahan lain                              ad 100 %
c. Produksi :
PT. Nyonya Meneer,
Jl. Raden Patah 191-199 semarang 50126 , Indonesia.
2.  Nugget “Fiesta Zoo”
       a. Nilai SNI :
ALT                                                      Maks 5.104 kol/g
MPN coliform                                    Maks 10 APM/gr
MPN E.coli                                         ˂ 3 APM / gr
b.   Komposisi :
Daging ayam, minyak nabati, tepung roti,  (mengandung pewarna : Tartrazine Cl 19140,kuning FCF Cl 15985, Ponceau Cl 16255, caramel ) tepung batter, bercita rasa jagung, perisa jagung , protein nabati, rempah-rempah, garam,
Penguat rasa (mononatrium glutamate) , perisa ayam, gula, sekuestran, sodium Tripolyphosphate.
c.      Produksi :
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
serang 42186, ind
3. PONDS shake and clean
     a. Nilai SNI :
ALT                                                       Maks 102 kol/g
Jamur                                                   Negatif
Coliform                                              < 3 APM/g
Staphylococcus aureus                      Negatif
Pseudomonas aeruginosa                 Negatif                       
b.     Komposisi :
water, cyclopentasiloxane,kohexadecane, alcohol denat, sodium chloride, potassium lactate, phenoxyethanol, decylglucoside, lactic acid ( 0,2 %) , parfume, niacinamide, Menthyl lactate, menthol sodium hydroxide, benzalkonium chloride, hydrolyzed Conchilin protein, Cl 26100.
c.      Kegunaan : untuk memebantu memebersihkan noda pada wajah
d.     Produksi :
PT. Unilever Indonesia TBk,
Jl. Gatot Subroto KAV 15 jakarta 12930, Indonesia
Merek Daftar : R NO.435415
POM : C A 18091205479
4. Teh Pucuk Harum
     a. Nilai SNI :
ALT                                                      Maks 1.102 kol/ml
MPN coliform                                    ˂ 3 APM/ml
b.     Komposisi : Air, Gula, Teh Melati (Pucuk daun teh pilihan)
c.      Informasi gizi :
Kandungan energi total 150 kkal. Lemak dan protein 0 gram, karbohidrat 39 g, gula 20 g, dan natrium 20 mg
d.     Produksi : PT. Mayora Indah
D. Prosedeur Kerja (Djide, 2003)
1.  Sampel sediaan rias (kosmetik)
a.  Sampel dalam bentuk cair
Dipipet 10 ml sampel secara aseptis ke dalam botol pengenceran yang berisi 90 ml pengenceran seperti yang telah ditentukan. Bila jumlahnya hanya tersedia 5 ml, maka larutan pengencerannya hanya 45 ml saja, berarti hanya diperoleh larutan pengenceran 1:10.
  1. Sampel dalam bentuk padat
Ditimbang 10 gram secara aseptis ke dalam cawan mortar steri. Ditambahkan perlahan-lahan 10 ml tween 20 steril untuk memperoleh bentuk. pasta. Kemudian ditambahkan sejumlah volume larutan pengenceran pada pasta tersebut untuk memperoleh pengenceran 1:10, lanjutkan pengujian sampai homogen.
  1. Sampel dalam bentuk krim dan mengandung minyak
Ditimbang 10 gram sampel secara aseptis (berasal dari 10 kemasan) ke dalam cawan mortal steril. Tambahkan 1,0 meniral oil steril dicampurkan seksama, selanjutnya ditambahkan 1,0 ml tween 80 steril. Setelah sampel tersebut membentuk pasta, baru tambahkan 4-5 ml larutan pengenceran tertentu (E) dan tambahkan mineral oil karena lebih dihomogenkan dengan medium.

2.  Sampel Obat Tradisional.
a.  Jamu bentuk serbuk
Ditimbang sebanyak 25 mg sampel ke dalam 225 ml cairan pengenceran pepton (pepton difusion fluid). Dihomogenkan.
  1. Jamu bentuk rajangan
Ditimbang 25 gram jamu sampel rajangan, dipotong-potong dengan pisau steril agar menjadi bagian-bagian kecil. Sebagian ditumbuk dalam cawan mortar agar menjadi partikel yang lebih halus. Hal ini dikerjakan dalam keadaan aseptis, selanjutnya larutan pengenceran 225 ml (pepton dilution fluid) dan kemudian dilakukan pengenceran selanjutnya.
  1. Jamu bentuk kapsul
Ditimbang 25 gram jamu bentuk kapsul yang telah dikeuarkan dari kapsulnya, dipindahkan ke dalam 225 ml larutan pengenceran, homogenkan dan selanjutnya dilakukan pengenceran.
  1. Jamu bentuk tablet
Ditimbang sebanyak 25 gram tablet yang dihaluskan dalam cawan mortar steril, selanjutnya dipindahkan ke dalam 225 ml larutan pengenceran pepton dilution fluid (PDF), dihomogenkan kemudian dilakukan pengenceran.
  1. Jamu bentuk cairan
Dipipet 25 ml, kemudian dipindahkan ke dalam botol yang berisi 225 ml PDF dan dihomogenkan selama 20 detik dalam stomacher, selanjutnya dilakukan pengenceran.
3.  Pengujian Angka Lempeng Total Bakteri dengan Metode Tuang
Sampel yang telah diencerkan dan dihomogenkan sesuai dengan derajat kontaminasinya, dipipet 1 ml ke dalam 9 ml larutan pengenceran untuk memperoleh pengenceran berikut sampai pengenceran yang sesuai. Dan tiap pengenceran dipipet ke dalam cawan petri steril (duplo) dan selanjutnya dituang medium NA cair (suhu 45° C) dan dihomogenkan dengan cara diputar kanan dan kiri, kemudian dibiarkan sampai beku. Diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 – 48 jam, selanjutnya diamati dan dihitung jumlah koloninya.
4.  Angka Lempeng Jamur dengan Metode Tuang
Sampel diperlukan seperti pada ALT bakteri, hanya disini mediumnya dipakai medium PDA atau Czapek Dox Agar. Suhu inkubasinya adalah 20-25° C selama 5-7 hari.
5.  Uji bakteri patogen (UJI MPN Coliform)
Suspensi sampel yang sudah dihogenkan dan diencerkan mesalnya pengenceran disiapkan dari 1:10 sampai 1:1000. Taip pengenceran dipipet 1 ml ke dalam tabung mengandung medium lactose borth (LB) atau LST borth dan tabung durham. Semua tabung diinkubasi pada suhu 37° C selama 24 jam. Tabung-tabung positif dipindahkan 1 ose ke dalam BGLB-Borth, ke medium diinkubasikan lagi pada suhu 37° C selama 48 jam, adanya produksi gas dalam tabung durham menandakan uji positif terhadap bakteri coliform. Dicatat jumlah tabung kultur BGLB yang menunjukkan gas positif di dalam tabung durham. Hitung sepeti metode MPN menurut Hopskin.
BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

  1. Alat yang Dipakai
Alat- alat yang dipakai dalam percobaan ini adalah Autoklaf, botol pengencer, cawan petri, Erlenmeyer, handspray, incubator, lampu spiritus, mistar, neraca analitik, ose bulat, rak tabung, sendok tanduk besi, spidol, spoit 10 ml, spoit 1 ml, tabung durham, dan tabung reaksi.
  1. Bahan yang Dipakai
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Alkohol, aluminium foil, aquadest, Jamu Pria Sehat, kapas, karet gelang, kertas label, kertas pembungkus, korek api, medium EMBA, medium Na medium PW, medium PDA, medium TSB, medium SCB, Nugget ayam ”Fiesta Zoo”, Pond’s, Teh Pucuk.
                                                       C. Cara Kerja
1. Penyiapan sampel
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu tangan dan meja pengerjaan disemprotkan dengan alkohol 70%. Ditimbang 1 mg sampel Jamu pria sehat® dan dimasukkan ke dalam botol pengenceran 10-1 yang telah berisi aquadest 9 ml yang telah disterilkan, lalu  dihomogenkan. Diambil 1 ml sampel dari botol pengenceran 10-1 dan dimasukkan ke dalam botol pengenceran 10-2 dan dihomogenkan. Diulangi pengerjaan yang sama untuk pengenceran 10-3 dan 10-4.
2.      Pengujian Sampel
a.     ALT Bakteri
Pertama- tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu dengan menyemprotkan tangan dan meja pengerjaan dengan alkohol 70%. Diambil 1 ml sampel dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10-2, 10-3 dan 10-4 kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam cawan Petri steril. Dituang medium NA hingga menutupi semua dasar cawan Petri. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan Petri secara perlahan membentuk angka 8 lalu dibiarkan memadat. Dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam. Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.
b.     ALT Kapang
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dilakukan pengerjaan secara aseptis yaitu dengan menyemprotkan tangan dan meja pengerjaan dengan alkohol 70%. Diambil 1 ml sampel dari tiap tingkat pengenceran yaitu 10-1, 10-2 dan 10-3 kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam cawan Petri steril. Dituang medium PDA hingga menutupi semua dasar cawan Petri. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan Petri secara perlahan membentuk angka 8 lalu dibiarkan memadat. Dibungkus dengan kertas pembungkus dan diikat dengan karet. Diinkubasi pada inkubator pada suhu kamar selama 3 x 24 jam. Diamati dan dihitung jumlah koloni bakteri.
c.      Uji MPN
                 Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dilakukan pengerjaan secara aseptis. Diambil 1 ml sampel dari tingkat pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam 3 seri tabung reaksi yang berisi 9 ml medium LB dan tabung durham. Lalu tiap tabung reaksi ditutup dengan sumbat kapas dan masing-masing seri tabung dibungkus dengan kertas pembungkus. Diikat dengan karet kemudian diinkubasi pada inkubator pada suhu 37˚C selama 1 x 24 jam.
d.     Uji Mikrooganisme Patogen dengan menggunakan medium
1)       Uji SA dengan menggunakan medium PW (Pepton water) ke VJA (Vogel Jonhson Agar)
Pertama-tama disiapkan satu buah tabung reaksi kemudian diisi dengan medium PW sebanyak 10 ml lalu dimasukkan 1 ml sample dari pengenceran 10-1 kemudian dihomogenkan setelah itu diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37˚C. Diamati, jika ada kekeruhan dan endapan maka positif untuk dilanjutkan ke medium selektif.
2)     Uji ST dengan menggunakan medium SCB (Selenite Cystine Broth) ke SSA (Salmonella Shigella Agar)
Pertama-tama disiapkan satu buah tabung reaksi kemudian diisi dengan medium SCB sebanyak 9 ml lalu dimasukkan 1 ml sample dari pengenceran 10-1 kemudian dihomogenkan setelah itu diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37˚C. Diamati, jika ada kekeruhan dan endapan maka positif untuk dilanjutkan ke medium selektif.
e.      Uji Lanjutan EC dengan menggunakan medium LB ke EMBA
Pertama-tama disiapkan satu buah capet steril yang kemudian diisi dengan medium EMBA sebanyak 9 ml secara aseptis dan dibiarkan memadat. Setelah memadat diambil 1 ose bulat ke sample uji yang positif dari medium LB dan digoreskan pada medium EMBA, kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37˚C. Diamati, jika terbentuk koloni merah bata pada medium tersebut makan positif adanya bakteri E. coli.
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A.   Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
a.    ALT Bakteri
No
Sampel
 Pengenceran
10-2
10-3
10-4
1.
2.
3.
4.
Nugget ayam
Ponds
The pucuk
Jamu kuat lelaki
6
240
4
TBUD
21
33
3
98
35
29
17
20

b.  ALT Kapang
No
Sampel
 Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
1.
2.
3.
4.
Nugget ayam
Ponds
The pucuk
Jamu kuat lelaki
*
6
10
7
9
14
2
TBUD
23
13
9
80
10
*
*
*
c.      Uji MPN
No
Sampel
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
1.
2.
3.
4.
Nugget ayam
Ponds
The pucuk
Jamu pria sehat
- - -
- - -
- - -
- - +
- - -
- - -
- - -
+ + -
- - -
- - -
- - -
- - -
d.     Uji Bakteri Patogen
No
Sampel
Salmonella thyposa
Staphylococus aureus

E. coli
 Psedomonas auraginosa


SCB
SSA
PW
VJA
LB
EMBA
TSB
CETA


1.
2.
3.
4.
Nugget ayam
Ponds
The pucuk
Jamu pria sehat

-

-
-
-
-

-

-
10-1  +
10-2 ++
10-3  -









Ket : * = tidak dilakukan pengujian
        - = Tidak terdapat koloni MO
        + = Terdapat koloni MO
B. Pembahasan
Uji mikrobiologis makanan dan minuman adalah uji yang ditujukan untuk menentukan apakah sediaan tersebut telah tercemar mikroba atau tidak, sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan Makanan dan Minuman terhadap produk baru atau produk yang beredar di pasaran. Uji Mikrobiologis dibagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang ada dalam sediaan tersebut. Sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang mencemari sediaan tersebut.
Kualitas mikrobiologis dari sediaan kosmetik merupakan suatu masalah yang sangat penting untuk diperhatikan. Pada waktu penyimpanan dan peredaran ada kemungkinan terjadi pertumbuhan mikroorganisme di dalamnya, terutama bila ditunjang dengan pemakaian bahan-bahan yang telah terkontaminasi dan juga syarat-syarat sanitasi dan higienis kurang diperhatikan. Adanya mikroorganisme dalam sediaan kosmetik tidak dikehendaki karena dapat menyebabkan infeksi pada kulit.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap sediaan non-steril dan kosmetika. Dimana sediaan tersebut harus diuji untuk mengetahui tingkat kontaminasi mikrobanya, apakah memenuhi syarat atau tidak agar dapat diketahui layak tidaknya suatu produk dipasarkan ke masyarakat.
Pada pengujian mikrobiologis suatu sediaan seperti makanan, minuman, obat tradisional, maka pengawetnya harus diinaktifkan terlebih dahulu agar tidak menghambat pertumbuhan mikroba. Untuk sediaan berupa makanan dan minuman, penginaktifan pengawet dapat dilakukan dengan mengencerkan sampel dengan aquadest steril sampai beberapa kali, sebab pengawet pada suatu sediaan akan berfungsi dengan baik bila berada pada konsentrasi tertentu. Dengan demikian, bila diencerkan sampai beberapa kali maka pengawetnya tidak berfungsi lagi. 
Dalam penyiapan sampel dilakukan pengenceran, dengan tujuan menginaktifkan pengawet yang ada di dalam sediaan tersebut juga untuk mengurangi jumlah populasi mikroba untuk uji kuantitatif. Karena tanpa dilakukannya pengenceran maka akan menyebabkan mikroba tumbuh dalam jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah mikroorganisme.
Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient Agar), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel dengan  tingkat  pengenceran 10o, 10-1, dan 10-2. Sedangkan untuk ALT kapang digunakan medium PDA (Potato Dextrosa Agar) karena medium ini mengandung karbohidrat yang berperan penting dalam pertumbuhan kapang. pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 100, 10-1, dan 10-2.
Medium lanjutan dilakukan apabila uji dari medium selektif menunjukkan hasil yang positif, yang indikasinya dapat dilihat dari adanya perubahan warna, kekeruhan atau gas yang timbul. Adapun mekanisme perubahan itu :
1.       Pada medium LB, setelah diinkubasikan terjadi perubahan warna medium dari hijau ke kuning dan terbentuk gas pada tabung durham yang menunjukkan adanya bakteri coliform. Dalam hal ini disebabkan karena kelompok bakteri coliform mencakup bakteri yang bersifat aerob dan anaerob fakultatif khususnya Escherichia coli yang memfermentasikan laktosa yang terdapat dalam medium sehingga terjadi pembentukan asam yang menyebabkan perubahan warna medium menjadi kuning dan juga menghasilkan gas yang tertahan dalam tabung durham dimana proses fermentasi ini diindikasikan oleh pembentukan gas.
2.      Pada medium EMBA, setelah diinkubasi terlihat koloni warna merah bata yang disebabkan oleh reaksi antara metabolit hasil metabolit bakteri coliform dengan indikator yang terdapat dalam medium. Adapun mekansime penampakan warna tersebut adalah adanya eosin dalam medium tersebut berflorosensi atau memancarkan cahaya sehingga menghasilkan kilap logam atau metalik, dan terjadi reaksi antara methylen blue dan bakteri Escherichia coli yang ada pada medium Laktosa Broth sehingga dari warna kuning berubah menjadi warna hijau.
3.      Pada medium PW dimana medium ini kaya akan nutrient dan menghasilkan kecepatan pertumbuhan yang tinggi untuk bakteri subletal yang merugikan, sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Dimana sistem buffer fosfat dalam medium ini mencegah bakteri mati, karena terjadinya perubahan pH medium. Medium yang diperkaya ini akan memberikan pertumbuhan yang cepat bakteri enterobacteriaceae patogen khususnya bakteri yang merugikan.
4.     Pada medium VJA, pertumbuhan bakteri lain hampir terhambat dengan sempurna oleh konsentrasi telurit, litium klorida dan glisin. Staphylococcus juga akan terhambat oleh bahan ini tetapi dengan manitol dan glisin hal ini tidak terjadi. Manitol juga akan bertindak sebagai reaktan pembeda yang akan terurai menjadi asam oleh kebanyakan species Staphylococcus juga mereduksi telurit menjadi logam telurit dan menjadi hitam.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai ALT bakteri dari sampel Nugget ayam ”Fiesta Zoo” adalah 0,35 x 106 koloni/gr, Pond’s® 1,30 x 100 koloni/ml, The Pucuk®   4 x 102 koloni/ml, dan Jamu pria sehat® 0,98 x 105 koloni/gr.
Pada sampel jamu pria sehat, pada pengujian angka lempeng total bakteri untuk 3 pengenceran terakhir menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri setelah inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37o C yaitu pada pengenceran 10-2 terdapat banyak koloni, pada pengenceran 10-3 dengan 98 koloni, dan pada pegenceran 10-3 terdapat 20 pertumbuhan koloni.  Pada pengujian angka lempeng total kapang sampel jamu pria sehat setelah inkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu 37o C menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri yaitu pada pengenceran 10-1 terdapat 7 koloni, pada pengenceran 10-2  terdapat banyak pertumbuhan koloni, dan pada pegenceran 10-3 terdapat 80 koloni.
Pada uji MPN sample Jamu pria sehat, ditemukan pertumbuhan mikroba pada pengenceran  10-1 dan 10-2 dimana terjadi perubahan warna pada medium LB, dan adanya gelembung udara pada tabung durham, oleh karna itu pengujian ini dilanjutkan dengan menggunakan medium EMBA.
pada pengujian lanjutan, pertama-tama disiapkan satu buah capet steril yang kemudian diisi dengan medium EMBA sebanyak 9 ml secara aseptis dan dibiarkan memadat. Setelah memadat diambil 1 ose bulat ke sample uji yang positif dari medium LB dan digoreskan pada medium EMBA, kemudian diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37˚C. Diamati, jika terbentuk koloni merah bata pada medium tersebut makan positif adanya bakteri E. coli. tapi dari pengujian ini tidak terjadi perubahan warna.
Adapun syarat-syarat perhitungan ALT kapang dan ALT bakteri yaitu sebagai berikut :
  1. Apabila ada satu data yang masuk dalam range, maka data tersebut yang dilaporkan.
  2. Apabila ada dua data yang masuk dalam range, maka dua data tersebut dibandingkan.
  3. Apabila hasil perbandingan lebih besar dari 2, maka diambil pengenceran terendah.
  4. Apabila hasil perbandingan lebih kecil dari 2, maka data dirata-ratakan.
  5. Apabila data semua masuk dalam range maka dibandingkan data 1 dan 2 serta data 2 dan 3.
  6. Apabila semua data tidak masuk dalam range dan semua dibawah 30 maka dilaporkan pengenceran terendah.
  7. Jika semua diatas 300 maka yang dilaporkan adalah pengenceran tertinggi.
Dari pengujian angka lempeng total kapang diketahui bahwa sampel Jamu kuat lelaki adalah       = 8,0 x 102 koloni/gr, sedangkan pada sampel jamu kuat lelaki ALT bakterinya adalah 9,8 x 102 koloni/ml. Untuk nilai MPN pada sampel jamu kuat lelaki yaitu    = 6,1 x 102 APM. Untuk uji bakteri patogen seperti Staphylococus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans  tidak menunjukkan adanya pertumbuhan miktroorganisme atau negatif dan hasilini sesuai bila dibandingkan dengan persyaratan yang tertera pada tabel SNI. Berarti sampel Jamu pria sehat memenuhi syarat. Sedangkan pada uji MPN negative mengandung E-Coli .

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
             Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.       sampel Jamu Kuat Lelaki memiliki ALT kapang 9,8 x 102 koloni/gr dan ALT bakterinya  8,0 x 102 koloni/gr , dan nilai MPN nya 6,1 x 102 APM.
2.      Pada uji lanjutan untuk mengetahui ada tidaknya E.coli tidak terbukti ada (Negatif), hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya koloni yang berwarna merah bata.
B. Saran
Pada percobaan berikutnya perlu dilakukan pengujian pada berbagai produk ainnya, seperti makanan yang beredar bebas dipasaran untuk mengidentifikasi terjadinya kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012.“ penuntun  praktikum mikrobiologi farmasi terapan”. UMI : Makassar.

Djide, Natsir,.2003. “ Mikrobiologi Farmasi Terapan”, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin:Makassar.

Djide, Natsir. 2008. “ Analisis Mikrobiologi Farmasi”, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin: Makassar.

Hugo,          , “Pharmaceutical Microbiology”. Blakwell 

Lynne, McLandsborough. 2005. “Food Mycrobiology laboratory”. CRC Press


B. Perhitungan
a.  ALT Bakteri
Syarat ALT bakteri dimana range untuk ALT bakteri 30 – 300 kol/ml
o   Nugget Ayam
10-2
10-3
10-4
6
21
35
Karena hanya satu yang memenuhi syarat, maka pengenceran tersebut yang digunakan
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 35. 1/10-4
         = 35 x 104
         = 3,5 x 103 koloni/gr
Nilai SNI nugget ayam adalah 5 x 104 koloni/gr maka ALT sarden memenuhi standar.
o   Ponds
10-2
10-3
10-4
240
33
29
Karena ada dua yang memenuhi syarat maka dihitung perbandingan pengenceran tertinggi dan pengenceran terendah, jika ‹ atau = 2 maka diambil rata-rata tapi jika lebih dari 2 maka diambil pengenceran terendah.
ALT = v. n. 1 / f (tertinggi)
            v. n. 1 / f (terendah)
         = 1 . 33 .1 / 10-3
            1. 240. 1 / 10-2
         =  0,13 x 10-1 koloni/ml
Karena 0,13 ˂ 2 maka dilaporkan pengenceran rata-ratanya adalah 0,13 x 10-1 koloni/ml
Nilai SNI pembersih wajah adalah 102 koloni/ml maka ALT pembersih wajah memenuhi standar.
o   Teh Pucuk
10-2
10-3
10-4
4
3
17
Karena tidak ada yang memenuhi syarat dan semua dibawah range maka diambil pengenceran terendah
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 4. 1/10-2
         = 4 x 102 koloni/gr
Nilai SNI teh pucuk adalah 102 koloni/gr maka ALT the pucuk tidak memenuhi standar.
o   Minuman tradisional
10-2
10-3
10-4
TBUD
98
20
Karena hanya satu yang memenuhi syarat, maka pengenceran tersebut yang digunakan
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 98. 1/10-3
         = 98 x 103
         = 9,8 x 102 koloni/gr
Nilai SNI minuman tradisional adalah 3 x 103 koloni/gr maka ALT bakteri minuman tradisional memenuhi standar.
b.  ALT Jamur
Syarat ALT jamur dimana range untuk ALT bakteri  10 – 150 kol/ml
o   Nugget ayam
10-2
10-3
10-4
9
23
10
Karena ada dua yang memenuhi syarat maka dihitung perbandingan pengenceran tertinggi dan pengenceran terendah, jika ‹ atau = 2 maka diambil rata-rata tapi jika lebih
dari 2 maka diambil pengenceran terendah.
ALT = v. n. 1 / f (tertinggi)
            v. n. 1 / f (terendah)
         = 1 . 10 .1 / 10-4
            1. 23. 1 / 10-3
         =  0,43 x 10-1 koloni/ml
Karena 0,43 ˂ 2 maka dilaporkan pengenceran terendah adalh 10-3
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 23. 1/10-3
         = 23 x 103 koloni/gr
         = 2,3 x 102 koloni/gr
o   Pond’s
10-1
10-2
10-3
6
14
13
Karena ada dua yang memenuhi syarat maka dihitung perbandingan pengenceran tertinggi dan pengenceran terendah, jika ‹ atau = 2 maka diambil rata-rata tapi jika lebih dari 2 maka diambil pengenceran terendah.
ALT = v. n. 1 / f (tertinggi)
            v. n. 1 / f (terendah)
         = 1 . 13 .1 / 10-4
            1. 14. 1 / 10-3
         =  0,92 x 10-1
         =  9,20 x 10  koloni/ml
Karena 9,20 ˂ 2 maka dilaporkan pengenceran terendah adalh 10-2
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 14. 1/10-3
         = 14 x 103 koloni/ml
         = 1,4 x 102 koloni/ml
o   Teh pucuk
10-1
10-2
10-3
10
2
9
Karena hanya satu yang memenuhi syarat, maka pengenceran tersebut yang digunakan
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 10. 1/10-1
         = 10 x 101 koloni/ml
o   Minuman tradisional
10-1
10-2
10-3
7
TBUD
80
Karena hanya satu yang memenuhi syarat, maka pengenceran tersebut yang digunakan
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 80. 1/10-3
         = 80 x 103 koloni/gr
         = 8,0 x 102 koloni/gr
c.  MPN
o   Minuman tradisional untuk pengenceran 10-2
Dengan nilai 1 2 0 maka nilai MPN tabel adalah 6,1.
APM = Nilai MPN (tabel) x                 1     
                                                  Faktor pengeceran
         = 6,1 x     1
                        10-2
           = 6,1 x 102 APM



3 komentar: