Sabtu, 30 Juni 2012

Perhitungan Kuantitas Mikroorganisme


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Jumlah mikroorganisme  yang ada di dalam suatu bahan sangat bervariasi, tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya. Jumlah mikroorganisme dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu sevara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan ruang hitung dan dengan preparat olesan (Smear Count). Sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan turbidimetri, kimia, cara volum total, cara berat kering, dan dengan cara plate count.
Pada percobaan ini ”perhitungan kuantitas mikroorganisme” kita akan melakukan perhitungan jumlah bakteri dan kapang yang terdapat pada beberapa makanan yang mungkin sering kita konsumsi setiap harinya.
Pentingnya perhitungan ini adalah untuk mengetahui secara spesifik kemampuan mikroorganisme untuk melakukan pertumbuhan, sehingga dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi. Dengan pendekatan ini, maka kita dapat meneliti dan merencenakan pertumbuhan mikroorganisme tersebut dengan meperhatikan sifat-sifatnya.
B.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana cara menentukan jumlah angka lempeng total (ALT ) dan uji MPN dari beberapa sampel ?
C.   Maksud Praktikum
Adapun maksud pada praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan kuantitas mikroorganisme pada suatu sampel tertentu.
D.   Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah :
1.    Menentukan jumlah sel bakteri dan kapang pada sampel minuman tradisional, sarden ABC, you C 1000, dan ponds
2.    Menentukan adanya bakteri koliform pada sampel minuman tradisional,  sarden ABC, you C 1000, dan ponds.
E.   Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diambil dari praktikum yang dilakukan adalah agar kita dapat mengetahui cara-cara dalam menentukan kuantitas dari suatu sampel dan menyesuaikan dengan standar SNI dari badan POM sehingga  sampel tersebut di atas layak untuk dikonsumsi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.   Teori Umum
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan berbagai macam mikroorganisme yang dapat menginfeksi yang dapat membahayakan atau merusak inang. Akan tetapi, agar dapat memahami lebih banyak masalah dalam mendiagnosis dan pencegahan infeksi, maka perlu diketahui bahwa mikroorganisme yang telah menemukan tempat yang tetap pada bagian-bagian tubuh manusia disebut flora normal kita (M. Natsir Djide, 2004).
Menghitung mikroorganisme ada beberapa cara, yaitu:
a.    Secara langsung.
-       Dengan  ruang hitung (counting chamber).
larutan yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam ruang hitung harmocymeter yang telah diketahui volumenya. Ruang hitung tersebut telah diketahui dan terbagi menjadi 25 kotak yang luas maupun volumenya telah ditentukan. Dengan menghitung mikroorganisme yang berbeda dalam kotak-kotak tersebut dan mengalihkan dengan volumenya, maka jmlah mikroorganisme per ml sampel dapat dihitung. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan menggunakan cara ini adalah sebagai berikut :
keuntungan : pelaksanaan cepat, tidak memerlukan banyak alat.
Kelemahan : tidak dapat dibedakan mikroorganisme yang hidup   dan telah mati. Sulit menghitung sel bakteri ukuran kecil. Sel yang berkumpul (tidak terlihat sel-sel individu)  untuk itu dibantu dengan tween-80.
-       Dengan preparat olesan (smear counter).
cara ini dilakukan dengan membuat preparat dari jumlah tertentu dari larutan sampel dan disebarkan di atas gelas obyek dan dalam luas tertentu (misalnya 1 cm2). Selanjutnya dihutng di bawah mikroskop.
b.    Secara tidak langsung
-       Dengan turbidimetri.
perhitungan mikoorganisme dilakukan dengan cara mengukur persentase yang melewati larutan yang diperiksa. OD (Optical density) dinyatakan dengan rumus :
                                    OD = 2 – log T
T adalah persentase cahay yang dilewatkan.
-       Dengan cara kimia.
cara ini mengukur jumlah senyawa yang karakterisitik di dalam sel bakteri: Nitrogen, DNA, dan lain-lain.

-       Dengan cara volume total
Cara ini dilakukan dengan mengukur volume total dari endapan sel yang telah disentrifuge.
-       Dengan cara berat kering.
larutan yang diperiksa disentrifuge, kemudian endapan dikeringkan.
-       Dengan cara Plate count.
pada metode ini dibuat dahulu pengenceran bertingkat sampel yang akan dihitung sampai konsentrasi tertentu dan ditanam secara tuang (puor plate) di atas medium yang sesuai.
-       Dengan cara Most Prebable Number (MPN).
Metode MPN menggunakan medium cair dalam tabung reaksi, pehitungan dilakukan oeh mikroba setelah diinkunbasi pada suhu dan waktu tertentu (Bibiana W.L, 1994).
Jumlah  mikroorganisme yang ada di dalam suatu bahan dengan saat bervariasi tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungan. Jumlah mikroorganisme dapat dihitung dengan beberapa cara. Untuk menentukan jumlah bakteri dapat digunakan beberapa cara, yaitu : (Fardiaz, 1992).
1.    jumlah bakteri secara keseluruhan (total cell count); pada cara ini dihitung semua bakteri baik yang hidup maupun yang mati.
2.    jumlah bakteri yang hidup (viable count); cara ini hanya menggambarkan jumlah sel yang hidup sehingga lebih baik bila dibandingkan dengan buti.
Perhitungan jumlah sel ada beberapa macam diantaranya adalah :
1.    Hitungan mikroskop.
Sel mikroba dapat langsung melalui mikroskop stetlah dikenakan pewarnaan, sejumlah volume tertentu dari suspensi mikroba dioles rata di atas permukan kaca objek, setelah memmbentuk filament yang luasnya tertentu pula. Setelah film dengan diberi warna, jumlah selnya dihitung melalui mikroskop (Bibiana W.L, 1994).
2.    Hitungan cawan.
Prinsip metode cawan adalah jika sel jasad renik masih hidup ditambahkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat langsung dan dihitung dnengan mata tanpa mikroskop. Metode hitung cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu : (Fardiaz, 1992).
Hanya sel yang hidup yang dihitung, Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus, Digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan pertumbuhan spesifik.

B.   Uraian Bahan
1.   Agar (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi            :    Agar
Nama lain               :    Agar-agar
Pemerian                :    Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keeping, serpih atau butiran; jingga lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna; tidak berbau atau berbau lemah; rasa berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh.
Kelarutan               :    Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih.
Penyimpanan        :    Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan              :    Sebagai pemadat
2.   Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                :  Aethanolum
Sinonim                        :  Etanol, alkohol
RM                                 :  C2H5OH
Pemerian                      :  Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dan memberikan warna biru tanpa asap.
Kelarutan                     :  Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter P.
Penyimpanan              :  Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Kegunaan                    :  Sebagai antiseptik dan komposisi cat gram C.
3.   Aquadest (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi                  : Aqua destillata
Sinonim                        :  Aquades
RM / BM                        : H2O / 18,02
Pemerian                      : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Kegunaan                    :  Sebagai pembilas
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik.
4.   Dekstrosa (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi                  :  Dextrosum
Nama lain                     :  Dekstrosa, Glukosa
RM/BM                          :  C6H12O6 / 180,16
Pemerian                      :  Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan                     :  Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam etanol
Penyimpanan              :  Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                    :  Sebagai sumber karbohidrat
5.   Ekstrak beef (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi                  :  Beef extrak
Sinonim                        :  Kaldu nabati dan kaldu hewani.
Pemerian                      :  Berbau dan berasa pada lidah.
Kelarutan                     :  Larut dalam air dingin.
Penyimpanan              :  Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                    :  Sebagai sumber protein
6.   Laktosa (Dirjen POM, 1995)
Nama resmi                  : Lactosum
Nama lain                     : Laktosa
Pemerian                      :  Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.
Kelarutan                     : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik.  
Kegunaan                    :  Sebagai sumber karbohidrat.


7.   Pepton (Dirjen POM, 1995)
Nama Resmi                :  Pepton
Sinonim                        :  Pepton Kering
Pemerian                      :  Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas tidak busuk.
Kelarutan                     :  Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P.
Kegunaan                   :   Sebagai sumber protein
C.   Uraian Sampel
1.  Pond’s Clear Solutions
Nilai SNI                :
ALT                                                                              Maks 102 kol/g
Jamur                                                                          Negatif
Coliform                                                                      < 3 APM/g
Staphylococcus aureus                                           Negatif
Pseudomonas aeruginosa                                      Negatif                                           
Komposisi             :    Air, cyclopentasi loxane, isohexadecane, alkohol denat, sodium chloride, phenoxyethanol, decyl glucoside, perfume, benzylalcohol, triclosan, menthyl lactate, menthol, benzalkonium chloride, citric acid, CI47000, C161565.
Produksi                :    PT. UNILEVER INDONESIA CIKARANG - INDONESIA
2.  Serbuk minuman tradisional (Jamu Kuat Lelaki)
Nilai SNI                :
ALT                                                                                 Maks 3.103 kol/g
MPN E.coli                                                                     < 3 APM/ml
Komposisi             :    Phyllanthi herba, Hippocampus pulveratum, Leucaenae glaucae semen, Piperis retrokractum fructus, Piperis nigrii fructus, Kaemferia rhizoma, Centellae herba, Foeneculli fructus, Zingiberis rgizoma, Eurycomae radix, Panacis radix.
Produksi                :    PT. GUJATI 59 UTAMA SURAKARTA - INDONESIA
3.  Sardin Saus Tomat ABC Kaleng
Nilai SNI                :
ALT (Termofilik Pbtk Spora)                                     Maks 102 kol/g
MPN Coliform                                                            < 3 APM/g
C. perfringens                                                            Negatif
Komposisi             :    Ikan Sardines, saus tomat, cabai merah, gula, bawang putih, garam, bawang merah.
Produksi                :    PT. INDOHAMAFISH JEMBRANA – INDONESIA
4.  You C1000 water lemon
Nilai SNI                :
ALT                                                                                < 3 AMP/ml
MPN Coliform                                                              Negatif                   
Salmonella
   Angka Kapang                                                         maks 50 kol/ml
   Angka Khamir                                                                   maks 50 kol/ml         
Komposisi             :    Vitamin C 1000 mg, 100% jus buah lemon segar, Natrium klorida, kalsium laktat, magnesium klorida, kalium fosfat, fruktosa, gula, lemon flavour, pewarna kuning benibana (Safflower), pengatur keasaman dan air sampai dengan 500 ml.
Produksi                :    PT. DJOJONEGORO C-1000 SUKABUMI - INDONESIA
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.   Alat yang Dipakai
Alat yang dipakai dalam percobaan ini adalah autoklaf, botol pengenceran, cawan petri, enkas, erlenmeyer, handspray, inkubator,  korek api, labu ukur, lampu spirtus, ose bulat, oven, pipet tetes, rak tabung, spoit, tabung reaksi dan tabung durham.
B.   Bahan yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquadest, alkohol, kapas, label, medium Laktosa Broth (LB), medium Nutrien Agar (NA), medium Potato Dextrosa Agar  (PDA), sampel Pond’s pembersih muka, sampel Sardin Saus Tomat ABC dalam kaleng, sampel serbuk minuman tradisional (jamu kuat lelaki), sampel You C1000 Water, dan tissue.
C.   Cara Kerja
a.    Pengenceran sampel
1.      Disiapkan alat dan bahan, dipipet sampel sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan dalam botol pengencer yang berisi 9 ml aquadest steril (pengenceran 10-1)
2.      Dari pengenceran 10-1 dipipet sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 ml aquadest steril (pengenceran 10-2)
3.      Dari pengenceran 10-2 dipipet sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 ml aquadest steril (pengenceran 10-3)
4.      Dari pengenceran 10-3 dipipet sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 ml aquadest steril (pengenceran 10-4).
b.    Pengujian ALT Bakteri
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Diambil 3 cawan petri yang steril dan diberi etiket.
3.      Masing-masing cawan petri diisi 1 ml sampel berdasarkan pengencerannya.
4.      Ditambahkan 10 ml medium NA kedalam cawan petri kemudian dihomogenkan, dibiarkan memadat, diinkubasi diinkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37o C.
5.      Diamati jumlah bakteri yang tumbuh dan dihitung nilai SPC nya.
c.    Pengujian ALT Kapang
  1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  2. Diambil  3  cawan  petri   yang  steril  dan  diberi etiket masing-masing label
10-1, 10-2 dan 10-3.
  1. Dari botol pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3, masing-masing cawan petri diisi 1 ml sampel berdasarkan tempat/label pengencerannya.
  2. Ditambahkan 10 ml medium PDA kedalam cawan petri kemudian dihomogenkan,  dibiarkan memadat,  diinkubasi di enkas selama 3 x 24 jam.
5.    Diamati jumlah koloni yang tumbuh dan dihitung nilai SPC nya.


BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum

1.  Tabel hasil pengamatan
a)    ALT BAKTERI
No
Sampel
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
1.
2.
3.
4.
Minuman tradisional
Sarden ABC
You C1000
Pond’s
320
10
656
2
300
64
368
5
298
-
193
1

b)    ALT KAPANG
No
Sampel
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
1.
2.
3.
4.
Minuman tradisional
Sarden ABC
You C1000
Pond’s
297
TBUD
228
-
 260
2
380
TBUD
212
4
636
2
c)    MPN
No
Sampel
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
PW
Gel
PW
Gel
PW
Gel
PW
Gel
1.
2.
3.
4.
Minuman tradisional
Sarden ABC
You C1000
Pond’s
+++
+++
+++
- - -
+- -
+- -
- - -
- - -
+++
- - -
+++
- - -
- - -
+- -
- - -
- - -
+++
+++
- - -
- - -
- - -
- - -

Keterangan :
PW             : Perubahan warna
Gel             : Gelembung
+                 : Terjadi perubahan
-                  : Tidak terjadi perubahan
                 : Tidak dilakukan
3.  Perhitungan ALT (Angka Lempeng Total)
a.  ALT Bakteri
      Syarat ALT bakteri dimana range untuk ALT bakteri 30 – 300 kol/ml
o   Minuman Tradisional (Jamu kuat lelaki)
10-2
10-3
10-4
320
300
298
Karena ada dua yang memenuhi syarat maka dihitung perbandingan pengenceran tertinggi dan pengenceran terendah, jika ‹ atau = 2 maka diambil rata-rata tapi jika lebih dari 2 maka diambil pengenceran terendah.
ALT  = v. n. 1 / f (tertinggi)
             v. n. 1 / f (terendah)
= 1 . 298 .1 / 10-4
    1. 300. 1 / 10-3
=  0,993 x 10-1
= 9,93 kol/ml
Karena hasil bagi yang diperoleh > 2 , maka yang dilaporkan adalah pengenceran terendah  = 298  x 10-4 koloni/ml
o   Sarden
10-2
10-3
10-4
10
64
-
Karena hanya satu yang memenuhi syarat, maka pengenceran tersebut yang digunakan
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 64. 1/10-3
         = 64 x 103
         = 6,4 x 102 koloni/ml
Nilai SNI sarden adalah 102 koloni/ml maka ALT sarden tidak memenuhi standar.
o   You C 1000
10-2
10-3
10-4
656
368
193
Karena hanya satu yang memenuhi syarat, maka pengenceran tersebut yang digunakan
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 193. 1/10-4
         = 193 x 104
         = 1,93 x 102 koloni/ml
Nilai SNI minuman squash adalah 4 x 102 koloni/ml maka ALT minuman squash tidak memenuhi standar.
o   Ponds
10-2
10-3
10-4
2
5
1
Karena tidak ada yang memenuhi syarat dan semua dibawah range maka diambil pengenceran terendah
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 2. 1/10-2
         = 64 x 102
         = 2 x 102 koloni/ml
Nilai SNI pembersih wajah adalah 102 koloni/ml maka ALT ponds tidak memenuhi standar.
b.  ALT Jamur
Syarat ALT bakteri dimana range untuk ALT bakteri 30 – 300 kol/ml
o   Minuman Tradisional
10-1
10-2
10-3
297
260
212
Karena tidak ada yang memenuhi syarat, dan diatas range maka diambil pengenceran tertinggi
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 212. 1/10-3
         = 212 x 103
         = 2,12 x 101 koloni/ml
o   Sarden
10-1
10-2
10-3
TBUD
2
4
ALT   =     V . n x 1 / f
          =     1 . 4 x 1/ 10-3
          =     4 x 103 kol/ml

o   You C 1000
10-1
10-2
10-3
228
380
636
Karena tidak ada yang memenuhi syarat dan semua berada diatas range maka diambil pengenceran tertinggi.
ALT = v. n. 1 /f
         = 1 . 636. 1/10-3
         = 636 x 103
         = 6,36 x 101 koloni/ml
o   Ponds
10-1
10-2
10-3
-
TBUD
2
=  V . n x 1 / f
=   1 . 2 x 1/ 10-3                                 
=    2 x 103 kol/ml                        
B.   Pembahasan
Mikroorganisme merupakan suatu individu yang sangat kecil yang sulit untuk diamati dengan mata telanjang, dimana sumber nutrisinya berasal dari karbohidrat untuk jamur, dan protein untuk bakteri.
Perhitungan mikroorganisme dilakukan untuk mengetahui jumlah koloni mikroorganisme tersebut dapat berkembang dalam jangka waktu tertentu dan dengan perlakuan tertentu, serta mengetahui kecepatan perkembang biakannya.
Perhitungan kuantitas mikroorganisme dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah sel dalam bakteri massa sel dan kapang.
Perhitungan mikroorganisme dapat dilakukan dengan dua cara yaiu metode MPN dan metode SPC di mana metode SPC ini meliputi ALT bakteri. Dalam percobaan ini sampel yang digunakan yaitu sirup marjan, gabin dan susu bubuk.
Pada percobaan perhitungan kuantitas mikroorganisme dilakukan sebuah pengenceran. Pengenceran dilakukan untuk memberikan perbedaan kosentrasi awal mikroorganisme pada tiap medium untuk memberikan variasi pertumbuhan nantinya, dimana terdapat variasi dari kosentrasi yang tinggi hingga kosentrasi yang rendah.
Dalam metode ALT bakteri digunakan medium  NA  yang berfungsi utuk menumbuhkan bakteri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terlebih dahulu dinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37o C.
Metode MPN merupakan metode untuk meguji apakah di dalam sampel terdapat bakteri coliform maka akan  terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan di dalam tabung durham terdapat gas ditandai dengan naiknya tabung durham yang disertai dengan adanya gelembung udara.  Bakteri bersifat merombak karbohidrat melalui proses fermentasi yang menghasilkan karbondioksida dan senyawa akohol yang bersifat asam sehingga warna medium berubah menjadi kuning.
Syarat untuk menghitung koloni pada cawan adalah :
-          Cawan yang dipilih da dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 – 300.
-          Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni.
-          Suatu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut:
-          Jumlah koloni bakteri pada uji ALT bakteri pada sampel you C-1000 adalah 10-2.
-          Jumlah koloni bakteri pada uji ALT kapang pada sampel you C-1000 adalah 10-4.
-          Nilai 3 3 3 maka nilai MPN › 1000 MPN/gr.
B.   Saran
Sebaiknya waktu yang digunakan didalam laboratorium lebih dimaksimalkan agar praktikum berjalan lebih lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S.1992.Mikrobiologi Pangan I.Gramedia Pustaka  Utama:Jakarta.

Bibiana W.L.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Raja Grapindo Persada:Jakarta.

Ali, A., Dwiyana, Z.2004.Mikrobiologi Dasar. Tim Proyek Program Semi-Que Jurusan FMIPA UNM:Makassar.

Dirjen POM. 1979.Farmakope Indonesia  Edisi III.DepKes RI:Jakarta.

Rusli.2004.Mikrobiologi Farmasi Dasar.Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Fak. Farmasi UMI:Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar