Sabtu, 30 Juni 2012

Pengecatan Mikroorganisme

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan, penyebaran dan manfaat jasad hidup termasuk mikroba yang lebih lazim disebut dengan mikrobiologi yang di dalamnya mencakup satu kelompok besar jasad hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta sifat hidup yang berbeda dengan jasad lain umumnya. Seperti bakteri yang memiliki salah satu sifat penting adalah kemampuan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi struktur internal yaitu endospora.
Bakteri yang hidup tidak berwarna, pada umumnya sangat sulit dibedakan  dari lingkungan sekelilingnya. Meskipun kontras bakteri dengan lingkungan tidak mencolok namun susunan kimianya inilah yang menguntungkan kita, sehingga bakteri dapat diwarnai dengan tanpa mewarnai lingkungan sekitarnya. Untuk membedakan bakteri ini, maka digunakanlah suatu cara yang disebut sebagai pengecatan. Pengecatan disini terutama untuk memberi warna kontras pada sel atau bagian-bagiannya sehingga menambah kontras dan nampak lebih jelas. Selain itu, pengecatan dapat juga menunjukkan bagian-bagian struktur sel, menunjukkan distribusi dan susunan kimia sel.
Pengenalan beberapa  metode pengecatan, merupakan  hal yang sangat penting khususnya dalam mengidentifikasi bentuk morfologi pada mikroba. Pada mikroba tertentu, Pengecatatan mikroba menjadi sangat penting bukan hanya untuk mengatahui bentuk morfologi tumbuhan namun juga untuk mengetahuii perbedaan-perbedaan  bentuk morfologi mikroba itu berdasarkan  karakteristiknya dalam berikatan dengan zat warna.
Berdasarkan uraian diatas dimana mikroorganisme dapat dibedakan dengan metode pengecatan, maka dilakukanlah praktikum ini untuk membuktikan perbedaan tersebut dengan melihat struktur sel mikroorganisme yang lebih sederhana.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada pratikum ini adalah bagaimana cara mengetahui bentuk morfologi dari bakteri dengan menggunakan metode pengecatan gram, sederhana dan negative?
C. Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah untuk  mengetahui dan memahami teknik  pengecatan mikroorganisme dari bakteri.
D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pratikum ini yaitu untuk mengamati morfologi bakteri dengan menggunakan metode pengecatan gram yaitu gram positif dan gram negatif, sederhana dan negative.
E. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat pratikum ini adalah agar kita dapat  mengetahui dan mengamati perbedaan bakteri gram positif dan gram negatif. Serta mengetahui bagaimana cara pengecetan  bakteri Eschericila coli dan Bacillus subtilis.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengabsobsi maupun tidak mebiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan  zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme atau latar belakangnya. Zat warna yang mengabsorbsi  dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme dengan sekelilingnya ditingkatkan. Penggunaan  zat warna  memungkimkan pengamatan struktur sel seperti spora, flagella dan bahan  inklusi yang mengandung zat pati dan granua fosfat. Pewarnan yang digunakan untuk melihat alah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus, sedangkan  pewarnaan yang digunakan untuk memilah organisme disebut pewarnaan diferensial. Pewarnaan gram merupakan contoh pewarnaan diferensial  yang mmilah bakteri menjadi dua yaitu kelompok gram positif dan gram negatif (Lay W. Bibiana.1994).
                   Zat warna yang digunakan  daam pewarnaan bersifat basa atau asam. Pada zat yang basa , bagian  yang berperan dalam memberikan warna  disebut kromofor dan mempunyai muatan postif. Sebaliknya, pada zat warna asam, bagian yang memberikan zat warna  mempunyai muatan negatif. Zat warna yang basa lebih banyak digunakan  karena muatan negatif banyak ditemukan pada dinding sel, membrane sel sitoplasma sewaktu proses pewarnaan. Muatan positif pada zat warna basa akan berikatan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme jeas terlihat (Lay W. Bibiana.1994).
Untuk tujuan pengidentifikasian mikrorganisme baik melalui pemeriksaan langsung maupun tidak langsung. Pemeriksaan  mikroskopik lapisan tipis yang dibuat dari pus, spatum, urin, fases, cairan serebrospinal, seringkali memungkinkan ahli bakteriologi untuk menentukan organisme penyebabnya. Arah ini terutama bermanfaat pada meningitis, tuberkolosis paru, pada saluran kencing, penyakit kelamin, gas gengreng dan jamur dan dapat mebantu pada kasus pneumonia difteri dan pada infeksipirulen Pada prosedur tersebut, pengecatan gram sangat bermanfaat (Hare Robald.1993).
            Untuk mempelajari morfologi, struktur, sifat-sifat kuman untuk membantu identifikasinya kuman perlu diwarnai. Agar memperoleh hasil pewrnaan yang baik diperhatikan  factor-faktor berikut :
-            Gelas Alas bersih dan bebas lemak
-            Umur biakan 18-34 jam kecuali than asam seperti Mycobacterium tuberculosis yang tumbuhnya sangat lamba. Kuman mengalami perubahan dalam morfologi dan strukturnya, sehingga hasil yang diperoleh kurang tepat, bila dipakai biakan berumur lebih dari 24 jam.
-            Kualitas zat warna. Ada zat warna yang harus dibuat sesaat sebelum digunakan dan ada yang hanya dapat disimpan selama beberapa waktu.
-            tebal tepinya sediaan. Bila sediaan terlalu tebal atau tidak reta, maka penentrasi zat warna  akan berbeda-beda (Staf Pengajar Fak. Kedokteran., 1994).
            Pengecatan negatif nerupakan cara pengecatan yang tidak langsung. Pengecatan ini hanyalah mengecat latar belakang dimana bakteri berada.. pada pengecatan negatif ini, sel mikroba dan nampak transparan sedangkamn latar belakangnya nampak jelas (Pelczae.1986).
            Cat bakteri adalah senyawa garam, cat ini dibagi menjadi dua macam yaitu cat basis  dan cat asam tergantung pada muatan listrik cat.
1.    Cat asam
Cat yang ion catnya (khromofornya) adalah anion-anion dan kation-kationnya Na+, K+,Ca++,NH4++. Asam pikrat adalah zat asam yang menghasilkan khromogen nionik.
2. Cat basis
   yaitu garam-garam cat yang ion-ion (khromofornya) adalah ktion (bermuatan +) misalnya methylene blue, safranin, dan lain-lain. Sedang anion pada umunya ialah Cl-, SO4,, asetat dan oksalat
            Untuk pengamatan morfologi sel mikroorganisme, maka seringkali setelah pembuatan preparat usai dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan methanol. Fungsi dari fiksasi yaitu: 1) untuk mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai, 2) melekatkan bakteri pada objek gelas, 3) mematikan bakteri. (Tim Dosen Mikrobiologi Umum.2001).
B.   Uraian Bahan
1.     Alkohol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                 :  Aethanolum
Nama lain                    :  Etanol/Alkohol
Pemerian                     : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan                   : Sebagai pembersih dan sebagai gram C pada pengecatan gram.
2.     Air suling (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                 :  Aqua Destillata
Nama lain                    :  Air suling/aquadest
RM/BM                         :  H2O/18,02
Pemerian                     : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa
Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                   : Sebagai pembilas.
3.    Aseton (Ditjen POM, 1979)
      Nama resmi                 :   Aseton
      RM                                :   (CH3)2CO
      Pemerian                     :  Cairan jernih tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, mudah terbakar
      Kelarutan                    :  Mudah bercampur dengan air, dalam etanol (95%) P, dengan eter P
      Penyimpanan             :  Dalam wadah tertutup baik
      Kegunaan                   :  Sebagai komposisi cat C.
4.     Amonium Okslat (Ditjen POM, 1979)
      Nama resmi                 : Amonium oksalat
      Pemerian                     : Serbuk hablur atau hablur butiran; putih
      Kelarutan                    : Larut dalam air
      Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup baik
      Kegunaan                   : Sebagai komposisi cat A.
5.     Kristal Violet (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                : Kristal violet
Pemerian                    : Hablur berwarna hijau tua
Kelarutan                   : Sukar larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P dan dalam asam asetat glasial P. Larutannya berwarna lembayung tua
Penyimpanan            : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                  : Sebagai cat utama atau gram A dalam pengecatan gram             
6.     Iodium (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                :   Iodum
Nama lain                   :   Iodium
RM/BM                        :   I/126,91
Pemerian                    :  Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam; hitam kelabu; bau khas
Kelarutan                   :  Larut dalam  lebih kurang 3500 bagian air, dalam 13 bagian etanol (95%) P, dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih kurang 4 bagian karbondisulfida P; larut dalam kloroform P dan dalam karbontetraklorida P
Penyimpanan            :  Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                  : Sebagai komposisi cat B.
7.     Metilen Biru (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                  :  Methylthionini Chloridum
Nama lain                     :  Biru metilen
RM / BM                        :  C₁₆H₁₈CINS.3HO / 373,90
Pemerian                      :   Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan seperti perunggu, tidak berbau atau praktis tidak berbau. Stabil diudara; larutan dalam air dan dalam etanol berwarna biru tua
Kelarutan                     :  Larut dalam air dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam etanol
Penyimpanan              :  Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                    : Sebagai cat utama dalam pengecatan sederhana.
8.     Nigrosin (Ditjen POM, 1979)
Nigrosin terdiri dari :
-       Nigrosin water soluble
-       Air suling
9.    Safranin (Ditjen POM, 1979)
      Nama resmi                 :   Safranin
      Pemerian                     :   Serbuk halus berwarna biru keunguan.             Kelarutan      :           Tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol
      Penyimpanan             :   Dalam wadah tertutup rapat                      Kegunaan     :           Sebagai komposisi cat D.
D. Uraian Mikroba Uji
1.  Bacillus subtilis  (Pelczaer .1986)
a.    Klasifikasi
Kingdom        : Procaryotae
Divisio            : Schyzophyta
Class              : Bacteria
Ordo               : Tubacterials
Family            : Bacillaceae
Genus            : Bacillus
Spesis            : Bacillus subtilis
b.    Morfologi
Sel bentuk batang, sebagian besar motil, flagellum khas lateral. Membentuk endosporatidak lebih dari satu sel dalam satu sporangium. Gram positif kemoorganotrop. Metabolisme dengan respirasi sejati, fermentasi sejati, atau kedua-duanya yaitu respirasi dan fermentasi. Aerobik sejati atau anaerobik sejati.
2.  Escheriachia coli (Pelczaer .1986)
a.    Klasifikasi
Kingdom                     : Procaryotae
Divisio                         : Gracilicutes
Class                           : Scotobacteria
Ordo                            : Eubacterials
Famili                          : Enterobacteriaceae
            Genus                         : Escherichia
            Spesies                      : Escheriachia coli
b.    Morfologi
Batang lurus, motil dengan flagellum paritrikus atau non motil. Gram negatif. Tumbuh dengan mudah pada medium nutrient sederhana. Laktose difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi asam dan gas.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
  1. Alat yang Dipakai
Alat yang digunakan dalam percobaa ini adalah Batang pengaduk, Deg gelas, Gegep kayu, Lampu spiritus, Mikroskop, Objek gelas, Ose bulat, Pinset dan Tabung reaksi
  1. Bahan yang Dipakai
Bahan yang digunakan adalah Aquadest, Alkohol, Bacillus subtilis, Escherichia coli, kristal violet (Gram A), Kalium Iodida (Gram B), Etil alkohol (Gram C), Safranin (Gram D), Methylen blue dan Nigrosin.
C. Cara Kerja
1.    Pengecatan sederhana negative
a.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.    Diaseptikkan meja tempat bekerja dengan alcohol 70%
c.    Dibersihkan objek dan deck gelas dengan alcohol 70% sehingga bebas lemak
d.    Diambil biakan murni bakteri Escherichia coli dengan ose bulat secara aseptic, dan diletakkan diatas objek gelas
e.    Dipipet nigrosin 1 tetes dan dicampurkan dengan biakan bakteri yang terletak di atas objek gelas, dicampur hingga homogen dan terlihat sangat tipis.
f.     Selanjutnya dibiarkan kering
g.    Diamati dibaah mikroskop kemudian digambar
h.    Ulangi prosedur diatas dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis
2.    Penecatan sederhana positif
a.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.    Diaseptikkan meja tempat bekerja dengan alcohol 70%
c.    Dibersihkan objek dan deck gelas dengan alcohol 70% sehingga bebas lemak
d.    Diamati secara aseptis biakan murni bakteri Escherichia coli dengan menggunakan ose bulat dan diratakan diatas objek gelas
e.    Kemudian ditambahkan 1 tetes methylen biru, dicapurkan dan diratakan hingga terlihat sangat tipis dan dibiarkan hingga kering
f.     Diamati dibawah mikroskop dan digambar
g.    Ulangi prosedur diatas dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis
3.    Pengecatan gram
a.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.    Diasetikkan meja tempat bekerja dengan menyemprotkan alcohol 70%
c.    Dibersihkan objek dan deck gelas dengan alohol 70% hingga bebas lemak
d.    Masing-masing biakan bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis
e.    diinokulasikan ke objek gelas secara aseptic
f.     Kemudian masing-masing ditambahkan 1 tetes gram A dibiarkan selama 1 menit, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dengan tissue
g.    Lalu ditetesi gram B, dibiarkan selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dengan tissue
h.    Kemudian ditetesi dengan gram C, dibiarkan 30 detik, dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan denganm tissue
i.      Ditetesi lagi dengan gram D, dibiarkan 30 detik, dicuci dengan air mengalir dan dikeriongkan dengan tissue
j.      Masing-masing objek gelas tersebut diamati dibawahmikroskop dan digambar.
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A.   Hasil pengamatan
2.    Tabel Pengamatan
a.    Data Pengamatan Pengecatan Sedehana
Kelompok
Mikroorganisme
Pengamatan
1
Staphylococcus aureus
Terlihat berbentuk bulat berantai
Pseudomonas aeruginosa
Terlihat berbentuk batang
2
Streptococcus mutans
Terlihat berbetuk bulat lonjong
Salmonella thypii
Terlihat berbentuk batang berantai
3
Basillus subtilis
Terlihat berbentuk batang
Eschericia coli
Terlihat berbentuk bulat
4
Vibrio sp
Terlihat berbentuk batang
Staphylococcus aureus
Terlihat berbentuk bulat berantai

b.    Data Pengamatan Pengecatan Negatif
Kelompok
Mikroorganisme
Pengamatan
1
Staphylococcus aureus
Latar berwarna hitam, mikroba terlihat berbentuk bulat berantai berwarna bening
Pseudomonas aeruginosa
Latar berwarna hitam, mikroba terlihat berbentuk batang berwarna bening
2
Streptococcus mutans
Latar berwarna hitam, mikroba terlihat berbetuk bulat lonjong berwarna bening
Salmonella thypii
Latar berwarna hitam, mikroba terlihat berbentuk batang berantai berwa
3
Basillus subtilis
Latar berwarna hitam, mikroba terlihat berbentuk batang berwarna bening
Eschericia coli
Latar berwarna hitam, mikroba terlihat berbentuk bulat berwarna bening
4
Vibrio sp
Latar berwarna hitam, mikroba terlihat berbentuk batang berwarna bening
Staphylococcus aureus
Latar berwarna hitam, mikroba terlihat berbentuk bulat berantai berwarna bening

c.    Data Pengamatan Pengecatan Gram
Kelompok
Mikroorganisme
Pengamatan
1
Staphylococcus aureus
Bakteri gram positif berwarna ungu berbentuk bulat berantai
Pseudomonas aeruginosa
Bakteri gram negatif berwarna merah berbentuk batang
2
Streptococcus mutans
Bakteri gram positif berwarna biru berbentuk bulat lonjong
Salmonella thypii
Bakteri gram negatif berwarna merah berbentuk batang berantai
3
Basillus subtilis
Bakteri gram positif berwarna ungu berbentuk batang
Eschericia coli
Bakteri gram negatif berwarna merah  berbentuk bulat
4
Vibrio sp
Bakteri gram negatif berwarna merah berbentuk  batang
Staphylococcus aureus
Bakteri gram positif berwarna ungu berbentuk bulat berantai

B. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pengecatan terhadap bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Dimana tujuan dari dilakukannya pengecatan adalah agar sel-sel dari mikroba terlihat jelas sehingga dapat kita ungkap berbgai struktur internal maupun eksternal mikroba. Karena pada dasarnya bakteri bersifat transparan sehingga sangat sulit untuk diamati. Keberaan struktur-struktur tertentu pada bakteri membantu kita dalam proses identifikasi dan identifikasi.
Pengecatan sederhana merupakan metode pengecatan yang sangat cepat. Metode ini menggunakan metilen blue yang termasuk cat warna basa dan bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli berbentuk basil dan Bacillus subtilis berbentuk basil. Dilakukan pencucian dengan air mengalir adalah untuk mengurangi jumlah air yang digunakan karena jika direndam kemungikan bakteri yang diamati akan tertinggal. Dan dikeringkan dengan tissue untuk menyerap sisa-sisa air.
Pengecatan negatif merupakan metode pengecatan yang tidak langsung. Pengecatan ini hanyalah mengecat latar belakang dari bakteri atau mikroorganisme berada sedangkan bakterinya sendiri tidak bercat atau transparant. Pada pengecatan ini yang digunakan adalah nigrosin yang merupakan cat asam yang bermuatan negatif yang menyebabkan cat ini tidak akan mewarnai permukaan yang bermuatan negatif. Bakteri yang digunakan yaitu Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Dilakukan pengulasan pada objek glass hingga rata, hal ini ditujukan untuk memberi latar belakang yang jelas dan baik untuk bakteri yang akan diamati.
Pada metode Pengecatan gram, bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli berbentuk basil dan berwarna merah. Ini menandakan bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif.  ini dimungkimkan karena kandungan ribonukleat pada dinding sel bakteri gram negatif sangat rendah sehingga saat diberi pemucat , lipidanya terpecah. Dan juga di gunakan Bacillus subtilis berbentuk batang dengan warna ungu, oleh karena itu, bakteri Bacillus subtilis termasuk bakteri gram positif dimana pewarna tetap terikat pada dinding sel karena dinding sel yang terdiri dari peptidaglikan sehingga pewarna tertinggal pada dinding sel
Perbedaan struktur dinding sel bakteri gram positif dan gram negatif akan menyebabkan perbedaan reaksi dalam permeabilitras zat warna dan penbambahan larutan pemucat. Sebagian besar dinding sel bakteri Gram negatif mempunyai kandungan lipida yang tinggi dibandingkan dinding sel bakteri Gram positif. Lipida ini akan larut dalam alkohol dan aseton yang digunakan sebagai larutan pemucat sehingga pori-pori dinding sel membesar dan meningkatkan daya larut kompleks kristal violet-yodium p[ada dinding sel bakteri Gram negatif.
Adapun fungsi dari masing-masing cat yang digunakan adalah :
a.     Larutan alkohol/ larutan pemucat untuk bakteri Gram positif tetap berwarna ungu karena kompleks persenyawaan kristal violet-yodium tetap terikat pada dinding sel. Bakteri Gram negartif berwarna pucat atau tidak berwarna pucat atau tidak berwarna karena lrutan pemucat melarutkan lipida dan menyebabkan pori-pori dinding sel membesar, sehingga meningkatkan daya larut persenyawaan kristal violet-yodium. Larutan pemucat yang digunakan adalah aseton dan alcohol
b.     Zat warna Safranin
    Fungsi zat warna kedua ini hanyalah sebagai pembeda (kontras) terhadap zat warna kristal violet. Penambahan zat warna pada bakteri Gram positif karena persenyawaan kompleks kristal violet-yodium tetap terikat pada dinding sel. Pada bakteri Gram negatif penambahan Safranin menyebabkan sel bakteri berwarna merah karena persenyawaan kompleks kristal violet larut dalam dinding sel kemudian mengikat za warna kedua.
c.    Larutan Mordan
    Fungsi dari larutan Mordan adalah :
1.    Meningkatkan afinitas pengikatan zat warna oleh bakteri sehingga pengikatan zat warna oleh bakteri menjadi lebih kuat.
2.    Setelah penambahan larutan Mordan, zat warna akan lebih jelas terlihat.
3.    Setelah penambahan larutan Mordan, zat warna lebih sulit dilarutkan
Pada pewarnaan Gram, penambahan larutan Mordan menyebabkan terbentuknya persenyawaan kompleks kristal violet akan larut sewaktu penambahan larutan pemucat sehingga bakteri Gram positif tidak akan berwarna ungu.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil sedangkan Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif yang berbentuk basil (batang)
B.  Saran
Diharapkan agar para asisten selalu mendampingi praktikan pada saat praktikum supaya praktikan bisa mengerti dengan baik apa yang telah dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA   
Dirjen POM.1979.Farmakope Indonesia edisi III.Depkes     RI:Jakarta.

Hare Robald.1993.Analisis dan Immunologi untuk Perwat dan Dokter.Yayasan Essesntia medica:Yogyakarta.

Lay w. Bibiana.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.PT RajaGrafindo Persada:Jakarta.

Pelczaer Jr. Michael, dan ECS Chan.1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Universitas Indonesia:Jakarta.

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran.1994.Buku Ajar Nikrobiologi Kedokteran.Universitas Indonesia:Jakarta.

Tim Doses Mikrobiologi Umum.2001.Mikrobiologi Umum dalam Praktek.Universitas Hasanddin:Makassar.


1 komentar:


  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan pigmen METHYLEN BLUE untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus