Minggu, 10 Juni 2012

Sintesis Methil Salisilat

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Metil salisilat merupakan salah satu turunan dari asam salisilat. Senyawa ini dapat digunakan sebagai antiiritan dan karminatif dan juga pada rematik. Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan digolongkan ke dalam obat bebas.
Metil salisilat dapat dibuat melalui esterifikasi asam salisilat. Penggunaan zat ini dalam pengobatan didasarkan pada kenyataan bahwa asam salisilat itu bermanfaat terhadap respon fisiologi. Jika terjadi penyerapan maka penyerapan mudah terjadi melalui membrane usus, aksi rancangan dan eleminasi melalui esterifikasi turunan gugus karboksilat. Dengan metana lain dan juga melalui esterifikasi untuk turunan asetil yang sedikit asam dibandingkan fenol dan asam karboksilat.
Melihat manfaat dari reaksi esterifikasi ini terutama pengaplikasiannya dalam sintesis senyawa obat maka reaksi ini penting sekali untuk dipelajari oleh seorang farmasis. Senyawa metil salisilat dapat disintesis dari asam salisilat yang direaksikan dengan metanol absolut dengan katalisator asam kuat dan metoda refluks karena reaksinya yang berjalan lambat.
B. Rumusan Masalah
              Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara mensintesis senyawa metil salisilat dengan metode esterifikasi.
C. Maksud Percobaan
              Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengenal pembuatan ester aromatis (reaksi esterifikasi).
D. Tujuan Percobaan
              Adapun tujuan dari Percobaan ini adalah untuk mensintesis pembuatan senyawa metil salisilat dari reaksi antara asam salisilat dan metanol absolut dengan metode refluks dan menghitung rendamennya.
E. Manfaat Percobaan
              Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar kita mengetahui pembentukan sintesis metil salisilat dengan metode esterifikasi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
              Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik (Fessenden, 1981).
Laju esterifikaasi asam karboksilat tergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya mempunyai pengaruh yang kecil dalam laju pembentukan ester (Anonima, 2009).
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen) (Clark, 2007).
Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediat dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik (Supardani, dkk., 2006).
              Asam salisilat bebas mempunyai efek antipiretik dan analgetik yang kecil karena timbulnya rangsangan pada mukosa lambung sehingga diperlukan dosis yang tinggi, maka asam salisilat yang digunakan dalam bentuk garamnya (Ebel, 1992).
              Asam salisilat merupakan suatu unsur aktif dari salisilat dan asam salisilat itu sendiri adalah obat penawar dan pembunuh rasa sakit pemakaiannya dapat melalui mulut, tetapi merupakan asam yang cukup kuat mengiritasi perut. (Gunawan,1995).
              Senyawa salisilat diekskresi terutama melalui ginjal yang hampir semuanya muncul diurin dalam bentuk salisilat bebas dan metabolit yang telah disebutkan tadi. Pada manusia, asam salisilat bebas berjumlah kira-kira 10% dari obat yang dimakan (tapi dapat meningkat sampai 85% bila urin dibasakan), asam salisilurat sebanyak 75%, glukuronida fenolat dan asil sebanyak 15% dan asam 2,5 dihidroksibenzoat kurang dari 1% (Foye,1995).
              Salah satu turunan dari asam salisilat adalah metil salisilat. Metil salisilat adalah cairan kuning kemerahan dengan bau wintergreen. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahanfarmasi, penyedap rasa pada makanan, minuman, gula-gula, pasta gigi, antiseptik,dan kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan rematik, juga sering digunakan sebagai obat gosok dan balsem (Supardani, dkk., 2006).
              Metil salisilat dapat diproduksi dari esterifikasi asam salisilat dengan metanol. Metil salisilat secara komersial sekarang disintesis, namun di masa lalu, iabiasanya disuling dari ranting dari Sweet Birch (Betula Lenta) dan Timur Teaberry (Gaultheria procumbens) (Anonim , 2010).
 
B .Uraian Bahan
1.    Air suling (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi              :      Aqua destillata
Nama lain                 :      Air suling
RM / BM                    :      H2O / 18,02
Pemerian                  :      Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan          :      Dalam wadah tertutup  baik
Khasiat                      :      Zat tambahan
Kegunaan                :      Sebagai larutan pembilas.
2.    Asam salisilat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi              :    Acidum Salicylicum
Nama Lain                :    Asam salisilat
RM / BM                    :    C7H6O3 /138,12
Suhu Lebur              :    158,5o dan 161o
Pemerian                  :     Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan                  :    Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P. kalium sitrat P, dan natrium sitrat P.
Penyimpanan          :    Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                      :    Keratolitikum, antifungi
Kegunaan                :    Bahan utama dalam sintesis metil salisilat

3.    Asam sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi              :          Acidum Sulfuricum
Nama lain                 :          Asam Sulfat
RM / BM                    :          H2SO4 / 98,07
Bobot per ml             :          Lebih kurang 1,84 g.
Pemerian                  :          Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna; jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan          :          Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat                      :          Zat tambahan
Kegunaan                :          Sebagai katalisator 

4.    CaCl2 (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi            :       Calcii Chloridum
Nama Lain                :       Kalsium Klorida
RM / BM                    :       CaCl2 . 6H2O / 219,08
Pemerian                  :       Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak pahit, meleleh basah.
Kelarutan                  :       Larut dalam 0,25 bagian air, mudah larut dalam etanol (95%)P.
Penyimpanan          :       Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat                      :       Sumber ion kalsium
Kegunaan                :       Sebagai pengering
5.  Metanol  (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi              :          Methanolum
Nama lain                 :          Metanol     
RM / BM                    :          CH3OH / 32,00
BJ                               :          0,796 - 0,798
Jarak didih                :          Tidak kurang dari 95% tersuling pada suhu antara 64,5° dan 65,5°
Pemerian                  :          Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas
Penyimpanan          :          Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat                      :          Zat tambahan
Kegunaan                :       Bahan utama dalam sintesis metil salisilat
C. Prosedur Kerja (Anonim,2012)
Dilakukan  refluks menggunakan labu alas bulat 100 ml. Masukkan 6,9 g (0,05 ml) asam salisilat dan 24 g (30  ml, 0,75 mol) methanol dalam labu. Tambahkan  secara hati-hati 8 ml asam sulfat pekat ke dalam campuran. Aduk labu secara perlahan agar reaktan tercampur semuanya. Tambahkan batu didih kedalam labu dan pasang peralatan.
Panaskan campuran sampai mendidih menggunakan pemanas mantel atau tangas minyak. Biarkan campuran mengalami refluks selama 2 – 2,5 jam. Dinginkan  larutan dalam labu reaksi dengan mencelupkan dalam tangas es, kemudian tambahkan 50 ml air. Tuangkan campuran reaksi ke dalam corong pisah dan pisahkan lapisan. Hati-hati memisahkan larutan yang mengandung ester. Cuci ester kasar (crude ester) dengan 50 ml NaHCO3, ke corong pisah dan kocok campuran beberapa saat. Pisahkan  dan buang lapisan airnya. Cuci ester pada saat ketiga dengan 30 ml air. Pisahkan lapisan dan pindahkan ester ke dalam erlenmeyer. Keringkan produk dengan membiarkannya bersama 0,5 kalsium klorida, anhidrat selama semalam.
 



BAB III
METODE KERJA
A.       Alat yang digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah seperangkat alat refluks, baskom, batu didih, corong pisah, gelas erlenmeyer 100 ml, gelas piala 100 ml, gelas ukur 50 ml, labu alas bulat 100 ml, pipet tetes, pipet volume, sendok tanduk, statif dan klem.
B.   Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah alumunium foil, aquadest, asam salisilat, asam sulfat pekat, kapas, kertas timbang, metanol absolut, dan Tissue roll.
C. Cara Kerja
              Pertama-tama Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian Ditimbang asam salisilat sebanyak 3,4 gr dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat 100 ml, Dimasukkan metanol absolut sebanyak 15 ml ke dalam labu alas bulat. Ditambahkan 4 ml asam sulfat pekat ke dalam larutan tersebut sambil diaduk-aduk perlahan. Dimasukkan batu didih ke dalam labu alas bulat. Di rangkai alat yang akan digunakan. Dan Dipanaskan campuran tersebut dengan menggunakan mantel pemanas hingga mendidih. Di Biarkan campuran mengalami refluks 2-2,5 jam. Dinginkan larutan dengan memasukkan labu ke dalam baskom yang berisi es batu. Ditambahkan air sebanyak 25 ml kemudian tuangkan ke dalam corong pisah dan kemudian diaduk-aduk. Diamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan, setelah itu kedua lapisan tersebut dipisahkan, lapisan metil salisilat diisikan pada  Erlenmeyer. Metil salisilat yang didapatkan ditambahkan dengan 25 ml NaHCO3, kemudian diisikan ke dalam corong pisah. Larutan dikocok lalu didiamkan berberapa menit dan kemudian dipisahkan lagi lapisan metil salisilat yang diperoleh. Metil salisilat dicuci sekali lagi dengan cara menambahkan air sebanyak 25 ml lalu diisikan pada corong pisah dan diaduk setelah itu didiamkan beberapa menit. Dihitung volume asam metil salisilat yang diperoleh. Setelah itu Dihitung rendamennya.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Praktikum
1. Tabel Hasil Pengamatan
No.
Penambahan zat
Perubahan
1
Asam salisilat sebanyak 3,454 gram ditambahkan Metanol 15 ml
Larutan bening
2
Penambahan asam sulfat pekat 4 ml
Larutan bening
3
Refluks 2-2,5 jam
Terbentuk bau khas aromatik seperti balsem
4
Didinginkan
Larutan bening dan bau balsem
5
Penambahan 25 ml aquadest dan dimasukkan ke dalam corong pisah
Terbentuk lapisan ester dan air
6
Penambahan  lapisan ester dengan 25 ml NaHCO3 5% dan dimasukkan ke dalam corong pisah
Terbentuk lapisan ester dan air
7
Penambahan lapisan ester dengan 15 ml aquadest dan dimasukkan ke dalam corong pisah
Terbentuk lapisan ester dan air
8
Diukur volume lapisan Ester
Larutan  bening sebanyak 3 ml

2.  Perhitungan
a.    Berat teori
1 mol asam salisilat     1 mol metil salisilat
 mol asam salisilat                =  mol metil salisilat
gram asam salisilat              =  gram metil salisilat
 BM asam salisilat                             BM met.
  3,454 g                                 =  gram metil salisilat
  138,12                                                 152
            gram metil salisilat               =   0,02501  x  152
                                                            =    3,80152 gram
b.    Berat praktek
V      =   2  ml
Gram  metil salisilat              =          V metil salisilat   x     BJ
                                                            =          2    x   1,185
                                                            =          2,37 gram
Rendamen                                        =          gram produk      x  100 %
                                                            Gram teori 
                                                            =          2,37      x  100 %
                                                                         3,80152
                                                            =          62,343 %

B. Pembahasan
Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediat dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik Pada percobaan ini kita akan melakukan sintesis metil salisilat dengan reaksi esterifikasi dengen menggunakan metode refluks. Digunakan metode ini karena perangkatnya lebih sederhana, lebih mudah dalam mengerjakannya dan menjaga jumlah metanol yang akan direaksikan dengan asam salisilat bereaksi dengan sempurna (terkondensasi dengan baik) sehingga diperoleh hasil yang juga sempurna.
Asam salisilat yang dimasukkan dalam labu alas bulat lalu ditambahkan metanol absolut, keduanya akan bereaksi dan menghasilkan metil salisilat Pada percobaan ini digunakan Metanol absolut artinya yang kandungan airnya sangat rendah atau hanya mengandung metanol saja. Hal ini dimaksudkan agar hasil sampingnya yaitu air yang diperoleh setelah bereaksi tidak berlebihan, sebab jika berlebihan maka air tersebut akan bereaksi kembali dengan metal salisilat dan metanol sehingga jumlah dari metal yang hendak diperoleh berkurang. Dalam reaksi ini memerlukan katalis,karena itu dalam percobaan ini digunakan H2SO4 sebagai katalisator yang berguna untuk mempercepat reaksi pembentukan metil salisilat. Adapun penggunaan asam sulfat P, karena asam sulfat P memiliki energi aktivasi miliknya sendiri. Oleh karena itu diupayakan agar aktivasi katalisator lebih tinggi dari energi aktivasi reaktan. Sedangkan penambahan NaHCO3 5 % dimaksudkan untuk menetralkan kelebihan asam ataupun sisa asam setelah reaksi berlangsung.
Untuk mencegah terjadinya frothing atau letupan pada proses pemanasan yang dilakukan dengan bunsen pada labu yang berisi campuran ditambahkan batu didih dimaksudkan untuk meratakan panas dan mencegah letupan. Sedangkan penutupan celah kondensor dengan kapas bertujuan untuk mencegah terjadinya pelepasan uap selama proses pemanasan/ refluks dan juga untuk mengetahui aroma dari metil salisilat yang terbentuk.
Pada percobaan ini, campuran direfluks selama 2 jam, refluks tidak boleh dihentikan karena metil salisilat yang terbentuk akan bereaksi kembali, menghasilkan asam salisilat dan metanol absolut. Cairan akan menguap dengan pemanasan yang terus-menerus, pada suatu saat uap akan kembali menjadi air dan menetes ke bawah serta tertampung ke dalam labu alas bulat.
Pada percobaan ini hasil yang diperoleh adalah 2 ml metil salisilat. Perhitungan rendaman sebesar 62,343  %. Adapun faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada saat praktikum sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literature yakni, kurang teliti pada saat penimbangan , adanya alat yang kurang bersih, kesalahan dalam melakukan prosedur kerja serta bahan yang digunakan tidak sesuai dengan yang ditentukan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
                   Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Volume metil salisilat yang diperoleh sebesar 2 % rendamen yang diperoleh yaitu 62,343%.
B. Saran
Sebaiknya asisten dapat membimbing praktikan pada saat kegiatan praktikum berlangsung, sehingga kesalahan-kesalahan dapat dikurangi / seminimal mungkin,

DAFTAR PUSTAKA
Anonim .2010. Metil Salisilat, (online) http//www.wikipedia.com, diakses tanggal 05 juni 2012, pukul 21.30 WITA.

Clark, J.2007.Reaksi Pengesteran (Esterifikasi), (online) http//www.chem-is-try.org, diakses tanggal 26 Me i 2010, pukul 21.30 WITA.

Ditjen POM.1979.Farmakope Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Ebel,Siegrfried.1992.Obat Sintetik, Buku Ajar dan Buku pegangan.UGM Press: Yogyakarta.
Fessenden, J. R. Dan Fessenden, S. J., 1981, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Firdaus.2009.Teknik Laboratorium dan Penuntun Praktikum Kimia Organik : Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin:Makassar.

Foye, William.1995.Prinsip-prinsip Kimia Medicinal.UGM Press :Jogjakarta.

Supardani dkk.2006. Perancangan Pabrik Asam Salisilat dari Phenol.Jurusan Teknik Kimia FTI Institut Teknologi Nasional:Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar