Minggu, 03 Juni 2012

Protein dan Asam amino-Bio Kimia

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
                  Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
                  Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
                  Salah satu bahan makanan yang sangat penting dan banyak berfungsi bagi tubuh kita seperti : selain sebagai zat pembangun, protein juga dapat berfungsi sebagai pengganti sel- sel yang sudah rusak atau tua, sebagai zat emulgator bagi lemak dalam tubuh, dan juga sebagai zat perantara cairan dalam tubuh, seperti air dan   getah bening.
                  Pada percobaan ini digunakan sampel telur ayam ras dan susu ULTRA MILK karena bahan ini mudah diperoleh.

B.   Rumusan Masalah
                  Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana asam amino dan protein jika di reaksikan dengan beberapa pereaksi?
C.   Maksud Praktium
                  Adapun maksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan memahami reaksi terhadap asam amino, reaksi uji protein, dan reaksi spesifik asam amino dan protein dengan menggunakan beberapa pereaksi
D.   Tujuan Praktikum
                  Melakukan dan mengidentifikasi reaksi uji terhadap protein melalui tes Biuret, Cystine, Nynhidrin, reaksi pengendapan dengan logam, reaksi pengendapan dengan alcohol, Termokoagulasi dan pengendapan dengan asam kuat.
E.   Manfaat Praktikum
                  Dengan melakukan praktikum ini kita dapat mengetahui bagaimana reaksi protein dan asam amino.
 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.   Teori Umum
                  Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsinya terutama ialah sebagai unsur pembentuk struktur sel, misalnya dalam rambut, wol, kolagen, jaringan penghubungan, membran sel, dan lain-lain. Selain itu dapat pula berfungsi sebagai protein yang aktif seperti enzim, yang berperan sebagai katalis segala proses biokimia  dalam sel (Haryono, 1989).
            Beberapa ciri utama molekul protein yaitu :
1.    Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul.
2.    Umumnya terdiri dari atas 20 macam asam amino. Asam amino berikatan (secara kovalen) satu dengan yang lain dalam variasi urutan yang bermacam-macam, membentuk suatu rantai polipeptida. Ikatan polipeptida merupakan ikatan antara gugus α-karboksil dari asam amino yang satu dengan gugus α-amino dari asam amino yang lainnya.
3.    Terdapat ikatan kimia yang lain, yang menyebabkan terbentuk lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein. Sebgai contoh misalnya ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion atau elektrostatik dan ikatan Van Der Walls.
4.    Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut organik dan deterjen.
5.    Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya (Poedjiadi, 1994).
Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu protein sederhana dan protein gabungan. Protein sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino. Protein sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya, yaitu :
1.    Protein Fiber
Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang sehingga merupakan serat atau serabut yang stabil. Ciri khas protein ini antara lain ialah konfigurasi alfa heliks pada keratin, lembaran berlipat paralel dan anti paralel pada protein sutera alam, dan heliks triple pada kolagen. Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh enzim.
2.    Protein Globular
Protein globular umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Pada umumnya gugus R polar terletak di sebelah luar rantai polipeptida, sedangkan gugus R hidrofob terletak disebelah dalam molekul protein. Protein globular pada umumnya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular yaitu albumin, globulin histon dan protamin.
            Protein gabungan ialah protein yang berikatan dengan senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan nukleoprotein. Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan akrbohidrat dengan kadar lebih dari 40 % dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida kompleks yang mengandung N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat antara lain dalam bagian putih telur, dalam serum darah dan dalam urine wanita yang sedang hamil. Protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dalam mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat. Glikoprotein juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar heksosamina kurang dari 4 %. Lipoprotein ialah gabungan antara protein yang mudah larut dalam air  dan lipid (Wirahadikusuma, 1989).


B.   Uraian Bahan
1.    Aquadest (Ditjen POM, 1979)
       Nama resmi                   :    AQUA DESTILLATA       
       Nama lain                      :    Air suling
       BM / RM                         :    18,02 / H2O
       Pemerian                       :    Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,  tidak mempunyai rasa
       Penyimpanan               :    Dalam wadah tertutup rapat
       Kegunaan                     :    Sebagai pelarut
2.    (CH3COO)2Pb (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    PLUMBI ACETAS
Nama Lain                     :    Timbal Asetat
RM / BM                         :    (CH3COO)2Pb / 379,33
Pemerian                       :    Hablur prisma monoklini, kecil putih,   transparan  atau massa hablur berat; bau cuka.
Kelarutan                       : Larut dalam 2 bagian air, umumnya ber-                               opalesensi; dalam 63 bagian etanol (95 %) P dan dalam 2 bagian gliserol P.
 Penyimpanan              :    Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat                           :    Adstringen
Kegunaan                     :    Sebagai pereaksi

3.    CuSO4 0,01 M (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    CUPRI SULFAS
Nama Lain                     :    Tembaga (II) Sulfat
RM / BM                         :    CuSO4.5H20 / 249,6
Pemerian                        :    Serbuk hablur atau keabuan bebas dari sedikit warna biru.
Kelarutan                       :    Larut dalam air dan etanol (95 %) P.
Penyimpanan               :    Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                     :    Sebagai pereaksi
4.    Etanol  (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :   AETHANOLUM
Nama lain                      :   Alkohol, etanol
RM / BM                         :   C6H6O / 46
Pemerian                       :   Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap, rasa panas dan bau khas.
Kelarutan                       :    Mudah larut dalam air dan eter.
Penyimpanan              :    Dalam wadah tertutup rapat dan terindung dari cahaya
Kegunaan                     :    Sebagai pereaksi
5.    HCl 0,1 M (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain                     :    Asam Klorida
RM / BM                         :    HCl / 36,46
Pemerian                       :    Cairan, tidak bewarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air,   asap  dan bau hilang
Kelarutan                       :    Larut dalam air dan etanol (95 %) P
Penyimpanan               :    Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                     :    Sebagai pereaksi
6.    HgCl2 0,2 M (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    HYDRARGRYI BICHLORIDUM
Nama Lain                     :    Raksa (II) Klorida
RM / BM                         :    HgCl2 / 271,52
Pemerian                       :    Hablur  tidak  berwarna  atau  serbuk  hablur  putih; tidak berbau, berat
Kelarutan                      :    Larut  dalam 15 bagian air, dalam 2,1 bagian Air mendidih, dalam 3 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian etanol (95%) P, mendidih, dalam 20 bagian eter  P dan dalam 15 bagian gliserol P
Penyimpanan               :    Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                     :    Sebagai pereaksi
7.    Ninhydrin ( Dirjen POM, 1979)
Nama resmi                   :    NINHYDRIN
Nama latin                     :    Ninhidrina
RM/BM                           :    C9H4O3
Pemerian                      :    Serbuk hablur, putih atau kuning sangat pucat
Kelarutan                       :    Larut pada suhu 60º dalam 20 bagian air
Kegunaan                     :    Sebagai pereaksi
8.    NaOH (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain                     :    Natrium Hidroksida
RM / BM                         :    NaOH / 40,00
  Pemerian                       :    Bentuk   batang,  butiran,   massa  hablur    atau keping, keras, rapuh, dan menunjukkan susunan hablur,  putih;  mudah  meleleh   basah.  Sangat alkalis dan korosif, segera menyerap CO2
Kelarutan                       :   Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P
Penyimpanan               :   Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                     :   Sebagai pereaksi
9.    (NH4)2SO4 (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    Ammoni Sulfat
Nama Lain                     :    Amonium Sulfat
RM / BM                         :    (NH4)2SO4 / 152,13
Pemerian                       :   Hablur tidak berwarna dan putih.
Kelarutan                       :   Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol 95 % P
Penyimpanan               :   Dalam wadah tertutup baik
       Kegunaan                     :    Sebagai pereaksi
10. NH3 (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    Ammonia
Nama Lain                     :    Amonia
RM / BM                         :    NH3/ 35,5
Pemerian                       :   Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat          
Kelarutan                       :    Mudah larut dalam air
Penyimpanan               :   Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                     :   Sebagai pereaksi
11. Natrium Nitroprussida (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    Natrium Nitroprussida Ferrat III
Nama Lain                     :    Natrium Nitroprussida
Pemerian                       :   Hablur warna merah delima
Kelarutan                       :   Mudah larut dalam air
Penyimpanan               :   Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                     :   Sebagai pereaksi
12. Asam Trikloroasetat (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    ACIDUM TRICHLOROASETAT
Nama Lain                     :    Asam Trikloroasetat
RM / BM                         :    CClCOOH/163,39
Pemerian                       :   Hablur atau massa hablur
Kelarutan                       :    Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan               :   Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                     :   Sebagai pereaksi
13. Asam Nitrat (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                 :    Acidum Nitricum
Nama Lain                     :    Asam Nitrat
RM / BM                         :    HNO3/63,01
Pemerian                       :   Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, rasa     asam tajam
Kelarutan                       :    Dapat bercampur dengan air, etanol dan gliserol
Penyimpanan               :   Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                     :   Sebagai pereaksi
 
14. Prosedur Kerja (Anonim : 2012)
1.  REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO
A.    Tes Ninhydrin
3 ml larutan protein ditambah 0,5 ml larutan ninhydrin 0,1 %, panaskan hingga mendidih. Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan asam amino.
B.    Cysteina
Beberapa kristal cysteina hydroklorida dilarutkan dalam 5 ml air. Tambahkan 0,5 ml natrium nitroprussida 1%. Tambahkan 0,5 ml NH3.
C.    Cystine
Sedikit cystine dilarutkan dalam 5 ml NaOH 1 M. tambahkan beberapa kristal Pb-asetat dan panaskan hingga mendidih.
2.  REAKSI UJI PROTEIN
A.    Tes Biuret
3 ml larutan protein ditambahkan 1 ml NaOH 2,5 M, campurkan dengan baik. Tambahkan setetes CuSO4  0,01 M. Campurkan, jika timbul warna, tambahkan lagi setetes atau lebih CuSO4. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan asam amino.
B.    Pengendapan dengan logam
Tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M ke dalam 3 ml larutan protein. Ulangi dengan menggunakan ( CH3COO)2Pb.
 C.    Pengendapan dengan alkohol
Tabung
I
II
III
Larutan albumin telur
5 ml
5 ml
5 ml
HCl 0,1 M
1 ml
-
-
NaOH 0,1 M
-
1 ml
-
Buffer asetat pH 4,7
-
-
1 ml
Etanol 95%
6 ml
6 ml
6 ml

              Tabung- tabung mana yang menunjukkan protein tidak larut.

3.  REAKSI- REAKSI SPESIFIK ASAM AMINO DAN PROTEIN
A.   Reaksi Adamkiewitz-Hopkins
Ke dalam sebuah tabung reaksi, ditambahkan 2 ml larutan protein pada 2 ml larutan glioksilik (Reagen Hopkins). Aduk, kemudian dengan pipet dimasukkan ke dalam tabung tanpa mencampurkan 4 ml asam sulfat pekat. Amati yang terjadi.
B.   Reaksi Sakaguci.
Ke dalam 5 ml larutan arginine, masukkan 1 ml larutan KOH 10%, 2 ml larutan a - naftol 0,1 ml laruta urea 5%. Aduk baik-baik, kemudian tambahkan 2 ml larutan Natrium hipobroid (NaOBr) 5%.
        Amati apa yang terjadi :
 C. Reaksi Pengendapan
1.  Termokoagulasi
Basakan 5 ml larutan Ovalbumin dengan satu tetes NaOH 0,1 N. panaskan sampai mendidih.
Asamkan larutan panas ini dengan asam asetat 0,1 M. Amati apa yang terjadi.
2.  Pengendapan dengan asam kuat
2.1. Asam Nitrat
Dalam tabung reaksi yang mengandung 2 ml larutan ovalbumin, ditambahkan dengan menggunakan pipet, tanpa mencampur, 1 ml asam nitrat pekat pada dasar tabung.
2.2. Asam Organik.
Dengan cara yang sama dengan 2.1 ditambahkan larutan asam trikloroasetat 10%. Amati.
 


BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.   Alat
                  Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang pengaduk, botol semprot, cawan porselin, gegep kayu, gelas kimia, pipet skala, spirtus, pipet tetes, rak tabung, dan tabung reaksi
B.   Bahan
                  Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Albumin telur ayam ras, amonia, amonium sulfat, asam asetat, asam klorida 0,1 M, asam nitrat P, asam trikloroasetat 10%, asam sulfat P, etanol 95% P, etiket, glioksilik, natrium hidroksida, natrium nitropussida, pereaksi ninhydrin, timbal asetat, raksa (II) klorida dan tissue.
C.   Cara Kerja
A. Reaksi Uji Terhadap Asam Amino
Tes Ninhydrin
1        Dilarutkan 3 ml albumin telur ayam ras ke dalam tabung reaksi.
2        Ditambahkan 0,5 ml larutan ninhydrin 0,1 %.
3        Dipanaskan campuran hingga mendidih.
4        Diamati perubahan yang terjadi. 
5        Diulangi percobaan di atas menggunakan susu ultra milk dan glisin.
B.     Reaksi Uji Protein
1. Pengendapan Dengan Logam
1  Dilarutkan 3 ml albumin telur ayam ras ke dalam tabung reaksi.
2  Ditambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M.
3  Diulangi percobaan di atas dengan menggunakan Plumbi Acetas.
4  Diamati perubahan yang terjadi.
5  Diulangi percobaan di atas menggunakan susu ultra milk
2. Pengendapan Dengan Alkohol
a.  Tabung I
1  Dilarutkan 5 ml larutan albumin telur ayam ras ke dalam     tabung reaksi.
2     Ditambahkan 1 ml HCl 0,1 M.
3     Ditambahkan  lagi 6 ml Etanol 95 %.
4     Diamati perubahan yang terjadi.
5     Diulangi percobaan di atas menggunakan susu ultra milk.
 b.  Tabung II
1     Dilarutkan 5 ml larutan albumin telur ayam ras ke dalam tabung reaksi.
2     Ditambahkan 1 ml NaOH 0,1 M.
3     Ditambahkan  lagi 6 ml Etanol 95 %.
4     Diamati perubahan warna yang terjadi
6        Diulangi percobaan diatas dengan menggunakan susu ultra milk.
c.    Tabung III
1     Dilarutkan 5 ml larutan albumin telur ayam ras ke dalam tabung reaksi.
2     Ditambahkan larutan buffer dan etanol 95 %.
3     Ditambahkan  lagi 6 ml Etanol 95 %.
4      Diamati perubahan warna yang terjadi
5     Diulangi percobaan diatas dengan menggunakan susu ultra milk.
C.  Reaksi-Reaksi Spesifik Asam Amino dan Protein.
1. Reaksi Adamkiewitz-Hopkins
1. Dimasukkan 2 ml larutan protein dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan dengan 2 ml larutan glioksilik lalu diaduk
3. Ditambahkan lagi dengan 4 ml Asam sulfat P pada dasar  tabung reaksi.
1.  Diaduk dan diamati terbentuknya cincin putih violet.
2. Reaksi Pengendapan.
A. Termokoagulasi
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.      Ditambahkan 5 ml albumin ayam ras dengan 1 tetes NaOH 0,1M
3.      Dipanaskan larutan tersebut hingga mendidih
4.      Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
5.      Diasamkan Larutan yang telah panas ( Mendidih ) tersebut dengan asam asetat 0,1 M.
6.      Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
7.      Dilakukan hal yang sama seperti di atas susu ultra milk
B. Pengendapan dengan asam Nitrat
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.      Ditambahkan 1 ml asam nitrat pekat pada dasar tabung dengan menggunakan pipet ke dalam tabung reaksi yang telah diisi dengan 2 ml albumin ayam ras.
3.      Diamati cicin flokulasinya dan dicatat.
4.      Dilakukan hal yang sama seperti diatas untuk sampel susu ultra milk.
 


BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A.   Hasil Pengamatan
1.    Tabel Hasil Pengamatan
Tes Nynhydrin

Larutan protein dan asam amino
Warna
Dengan Nynhidrin
Setelah pemanasan
Glisin
Bening
Biru tua
Susu ULTRA MILK
Putih
Ungu
Albumin
Endapan putih
Endapan Merah Bata

Tes Cystine
Larutan
Cystine
NaOh 2,5 M
Kristal Pb
Dididihkan
Susu ULTRA MILK
-
Tidak berubah
Susu mengendap
Susu menggumpal
Albumin
Tidak berubah
koagulasi
koagulasi
denaturasi

Tes Biuret
Larutan
NaOH 2,5 M
CuSO4 0,01 M
CuSO4 0,01 M berlebih
Susu UTRA MILK
Tidak berubah
putih
Biru muda
Albumin
Tidak berubah
bening
Biru muda
Glisin
bening
bening
Biru muda

Pengendapan dengan Logam
Larutan
HgCl2 0,2 M
(CH3COO)2Pb 0,2 M
Susu ULTRA MILK
Denaturasi
-
-
Koagulasi
Albumin
Denaturasi
-
-
Koagulasi

Pengendapan dengan Alkohol
Larutan
Tabung
I
II
III
Susu ULTRA MILK
Susu menggumpal
Endapan putih
Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas bening, bagian bawah terbentuk gumpalan putih
Albumin
Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas gumpalan putih, bagian bawah bening
menggumpal
Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas bening, bagian bawah terbentuk gumpalan putih

Termokoagulasi
Larutan
NaOH
dipanaskan
Asam Asetat
Susu ULTRA MILK
Tetap
koagulasi
Koagulasi
Albumin
Tetap
koagulasi
Koagulasi


 
B.   Pembahasan
                  Pada percobaan ini dilakukan beberapa reaksi uji yang spesifik untuk protein dan hasilnya dibandingkan dengan  bila digunakan asam amino. Reaksi uji protein yang dilakukan adalah Tes Biuret, reaksi pengendapan dengan logam dan reaksi pengendapan dengan alkohol. Sedangkan untuk uji asam amino yang dilakukan adalah ninhidrin dan cystine.
                 Pada tes Biuret, kita mereaksikan larutan protein yang dalam percobaan ini digunakan larutan albumin dan susu ULTRA MILK dengan larutan CuSO4 0,01 M. sebelum direaksikan dengan CuSO4 0,01 M, larutan zat uji ditambahkan larutan NaOH 2,5 M agar larutan menjadi basa. Larutan zat uji dibuat basa agar warna yang timbul nantinya pada tes Biuret akan lebih jelas. Dari hasil percobaan, pada penambahan larutan CuSO4 0,01 M satu tetes ke dalam larutan protein yang telah ditambah dengan NaOH, ternyata hanya menghasilkan sedikit sekali warna biru yang bila larutan dikocok warna biru tersebut akan hilang dan larutan zat uji tetap bening. Pada penambahan larutan CuSO4 0,01 M hingga berlebih, maka larutan zat uji akan berubah dari bening menjadi larutan biru. Warna biru ini terbentuk karena terbentuknya kompleks antara  Cu2+ dengan gugus karboksil dari rantai peptida dalam larutan basa.
                  Jika digunakan larutan asam amino, maka akan terdapat beberapa perbedaan hasil dari hasil yang diperoleh jika digunakan albumin sebagai zat uji. Pada reaksi glisin dengan tes biuret dihasilkan larutan biru. Jadi reaksi biuret ini dapat digunakan sebagai pereaksi untuk membedakan antara albumin dengan beberapa macam asam amino.
                  Pada reaksi antara larutan albumin dengan larutan HgCl2 0,2 M dihasilkan endapan putih. Hal yang sama juga terjadi bila albumin direaksikan dengan larutan Pb(CH3COO)2. Hal ini disebabkan karena protein dapat mengikat ion-ion logam melalui gugus karboksil yang dimiliki oleh protein tersebut. Karena kemampuannya mengikat ion logam maka albumin biasa digunakan sebagai antidotum pada keracuanan logam-logam berat seperti Hg, Pb, Ag. Jika digunakan glisin tidak dihasilkan endapan putih karena glisin tidak mempunyai  gugus karboksil yang dapat mengikat ion logam tersebut. Begitu pula dengan asam-asam amino yang lain, kecuali asam amino yang mengandung dua gugus karboksil seperti asam aspartat dan asam glutamat.
                  Pada reaksi albumin dengan HCl 0,1 M dan etanol 95 % terbentuk 2 bagian, bagian atas larutan bening, bagian bawah berwarna putih. Demikian pula bila larutan ditambahkan dengan NaOH 0,1 M dan etanol 95% maka tidak akan terbentuk endapan, hanya sedikit menggumpal. Bila dapar asetat dan etanol 95% ditambahkan ke dalam tabung reaksi, terbentuk endapan putih. Hal ini berarti bahwa albumin dapat mengendap dengan penambahan alkohol pada suasana netral (pH larutan tidak berubah).

BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
A.   Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Larutan protein menghasilkan endapan ungu bila direaksikan dengan pereaksi Biuret.
2.    Larutan protein dapat menghasilkan endapan bila ditambahkan logam-logam berat seperti Pb dan Hg.
3.    Larutan protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol dalam pH dapar.
B.   Saran
                  Sebaiknya digunakan contoh protein lain, supaya pembandingnya lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Muslim   Indonesia : Makassar.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Haryono, B : 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty: Yogyakarta.

Poedjiadi, A. 1994.  Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia: Jakarta.

Wirahadikusuma, M. 1989. Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nukleat. Institut Teknologi Bandung : Bandung.

2 komentar: