Selasa, 03 Mei 2011

laporan Aldehid-Keton Kimia Organik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia kefarmasian, kita akan di pertemukan dengan berbagai macam larutan, dan salah satu dari sekian banyak larutan tersebut adalah aldehid dan keton. Karena mempunyai gugus fungsi yang sama, maka dalam banyak hal, kedua senyawa ini mempunyai sifat yang sama terutama sifat fisiknya.
Salah satu cara sederhana untuk membedakan antara aldehid dan keton adalah berdasarkan reaksi oksidasi reduksi, dimana keton tidak mudah di oksidasi (bukan tidak mungkin) dan aldehid dapat dengan mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat.
Garam permanganate dan dikromat merupakan bahan pengoksidasi yang banyak digunakan. Zat pengoksidasi yang lain yang sangat lembut dan sering di gunakan adalah Ag+ (pereaksi tollens) atau Cu++ (pereaksi fehing).
Reaksi positif yang dapat teramati dari terbentuknya logam Ag yang melekat pada dinding tabung reaksi (reaksi cermin perak) dan endapan Cu2O yang berwarna merah bata dengan hasil reaksi reduksi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah :
1. Apa perbedaan antara aldehid dan keton jika di larutkan dalam air?
2. Apa perbedaan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan KMnO4?
3. Apa perbedaan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan AgNO3 dan NH4OH (pereaksi tollens)?
4. Apa perbedaan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan fehling A + fehling B?

C. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk membedakan antara aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia.

D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. untuk mengetahui kelarutan aldehid dan keton dalam air
2. untuk mengetahui reaksi aldehid keton dengan KMnO4
3. untuk mengetahui reaksi aldehid keton dengan AgNO3 dan NH4OH (pereaksi tollens)
4. untuk mengetahui reaksi aldehid dan keton dengan fehling A + fehling B

E. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah:
1. Kita dapat membedakan kelarutan aldehid dan keton dalam air
2. Kita dapat membedakan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan KMnO4
3. Kita dapat membedakan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan AgNO3 dan NH4OH (pereaksi tollens)
4. Kita dapat membedakan antara aldehid dan keton jika di reaksikan dengan fehling A + fehling B

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Aldehid dan keton merupakan senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (C - O). Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti tertulis di bawah ini dengan R adalah alkil.
O O
R-C-R R-C-R
Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas yang membedakannya. Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum. Misalnya, transnamaldehida adalah komponen utama minyak kayu manis dan enantiomer-enantiomer karbon yang menimbulkan bau jintan dan tumbuhan permen
(Fessenden : 1986).
Sifat fisis dari aldehid dan keton, gugus karbonil terdiri dari sebuah atom karbon Sp2 yang dihubungkan ke sebuah atom oksigen oleh sebuah ikatan sigma dan sebuah ikatan pi. Ikatan-ikatan sigma gugus karbonil terletak dalam suatu bidang dengan sudut ikatan kira-kira 120o C di sekitar karbon Sp2. Ikatan pi yang menghubungkan C dan O terletak di atas dan di bawah bidang ikatan-ikatan sigma tersebut. Gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron dalam ikatan sigma dan terutama elektron-elektron dalam ikatan pi, tertarik ke oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus karbonil mempunyai dua pasang elektron menyendiri. Semua sifat-sifat struktural ini kedataran, ikatan pi, polaritas dan adanya elektron menyendiri, mempengaruhi sifat dan kereaktifan gugus karbonil (Fessenden : 1990).
Aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul, karena tidak ada gugus hidroksil dan dengan demikian titik didihnya menjadi lebih rendah dari alkohol padanannya. Tetapi aldehid dan keton tarik menarik melalui interaksi antara polar-polar, sehingga titik didihnya menjadi lebih tinggi dibanding alkana padanannya
(Wilbraham, 1992:152).
Ciri polar gugus karbonil memberikan petunjuk untuk mengerti sifat kimia senyawa karbonil. Atom karbon gugus karbonil adalah ujung positif dipol dan atom oksigen adalah ujung negatif. Nukleofil mengadisi pada atom karbon karbonil, dan elektrofil mengadisi pada atom oksigen karbonil
(Pine, 1988:56).
Formaldehida suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan 40 % dalam air dinamakan formalin yang digunakan dalam pengawetan cairan dan jaringan. Formaldehida juga digunakan dalam pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang disebut para formaldehida, juga digunakan sebagai antiseptik dan insektisida
(Petrucci, 1999:45).
Aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air yang polar. Anggota deret yang rendah, yaitu formaldehida, asetaldehida dan aseton yang bersifat larut dalam air dalam segala perbandingan. Aldehida bersifat netral, suku-suku dengan 4 karbon tak larut dalam H2O berbau tajam dan enak, tetapi yang mengandung 8-12 karbon dalam larutan encer baunya seperti bunga dan di dalam industri wangi-wangian. Aldehid dan keton bersifat netral. Siku-siku yang rendah larut dalam air dan pelarut organik. Siku yang lebih dari 4c akan tidak larut dalam air. Aldehid-aldehid yang rendah seperti formaldehida dan asetaldehida berbau tidak sedap dan menyengat. Sedangkan aldehid yang berantai panjang dalam larutan encer baunya seperti bunga (Riawan, 1989:70).
Ada beberapa perbedaan antara aldehida dan keton pada sifat dan struktur yang mempengaruhinya, yaitu
(Anonim, 2011) :
a. Aldehid sangat mudah dioksidasi, sedangkan keton sukar untuk beroksidasi.
b. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suatu reagen yang sama. Hal ini disebabkan karena atom karbonil dari aldehida kurang dilindungi dibandingkan keton.
c. Aldehida jika teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom yang sama tetapi untuk keton tidak, dikarenakan pada keton sering mengalami pemutusan ikatan yang menghasilkan 2 ikatan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon dari keton mula-mula (akibat putusnya ikatan karbon). Keton siklik menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon yang sama banyak. Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton dengan oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa tersebut.

B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Ditjen POM, FI III. 1979 : 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pereaksi

2. AgNO3 0,2 N (Ditjen POM, FI III. 1979 : 97)
Nama resmi : ARGENTII NITRAS
Nama lain : Perak nitrat
RM/BM : AgNO3 / 169,87
Rumus struktur : O
Ag – N – O
O
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur putih,tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P.
Kegunaan : Antiseptikum ekstern, kaostikum.

3. Aseton (Ditjen POM, FI IV. 1995 : 27)
Nama Resmi : ACETONIUM
Nama Lain : Aseton
RM / BM : CH3COCH3 / 58,08
Rumus molekul : CH3 – C – CH3
O
Pemerian : Cairan jenih tidak berwarna, bau khas, mudah terbakar.
Penyimpanan : Dapat bercampur dengan air, etanol dan eter
Kegunaan : sampel untuk keton

4. Formaldehid (Ditjen POM, FI III. 1979 : 259)
Nama resmi : FORMALDEHYDI SOLUTIO
Nama lain : Formalin
RM / BM : CH2O / 30,03
O
Rumus struktur : H–C
H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna, bau menusuk, uap merangsang selaput lender hidung dan tenggorokan. Jika disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh.
Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95 %) P.
Kegunaan : Sebagai sampel untuk aldehid

5. KMnO4 0,1 N( Ditjen POM, FI III. 1979 : 330 )
Nama resmi : KALII PERMANGANAS
Nama lain : Kalium Permanganat
RM / BM : KMnO4 / 158,03
Rumus struktur : O
O – KMn – O
O
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua atau hamper hitam, tidak berbau, rasa manis atau sepat.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air mendidih.
Kegunaan : Antiseptikum ekstern.

6. NH4OH 0,5 N (Ditjen POM, FI III. 1979 : 86)
Nama resmi : AMMONIA
Nama lain : Amonia
RM / BM : NH4OH / 35,05
Rumus struktur : H
H – N – OH
H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas menusuk kuat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air.
Kegunaan : Zat tambahan.

7. Pereaksi Fehling (Ditjen POM, FI III, 1979 : 692)
Fehling A : CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pereaksi

C. Prosedur Kerja (Anonim : 2011)
A. 1. siapkan 2 tabung reaksi
2. tabung (1) di isi dengan 0,5ml formaldehid dan tabung ke 2 diisi dengan 0,5ml aseton
3. Perhatikan warna dan baunya
4. Selanjutnya tambahkan setetes demi tetes air dan kocok (+ 10 tetes)
5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)
B. 1. Ambil larutan A diatas
2. tiap tabung ditambah 1 – 2 tetes KMnO4 0,1N
3. perhatikan warna KMnO4 tersebut
4. catat pengamatan saudara
C. 1. Siapkan 2 tabung reaksi
2. masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1ml AgNO3 0,1N
3. tambahkan setetes demi tetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH Berlebih = pereaksi tollens)
4. kedalam tabung (1) ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton
5. panaskan beberapa menit dalam penangas air
D. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. masing-masing di isi dengan 1 ml arutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B
3. kedalam tabung (1) tambahkan 0,5ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml asetin kocok
4. panaskan beberapa menit di atas penangas air
5. perhatikan perubahan yang terjadi, dan catat pengamatan saudara.

BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reakai, rak tabung, pipet tetes, gelas piala, dan lampu spirtus.

B. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah aquadest, Aseton, formaldehid, KMnO4, AgNO3, NH4OH fehling A dan Fehling B.

C. Cara Kerja
A. Kelarutan dalam air
Pertama tama disiapkan 2 tabung reaksi, pada tabung (1) di isi dengan 0,5ml formaldehid dan pada tabung ke 2 diisi dengan 0,5ml aseton. diPerhatikan warna dan baunya. Selanjutnya di tambahkan setetes demi tetes air dan dikocok (+ 10 tetes) di Catat pengamatan dan larutan jangan dibuang
B. Reaksi dengan KMnO4
Pertama-tama disiapkan 1 tabung reaksi, kemudian di Ambil larutan A diatas kemudian ditambahkan 1 – 2 tetes KMnO4 0,1N. kemudian di perhatikan warna KMnO4 tersebut, di catat hasil pengamatan.
C. Reaksi dengan pereaksi tollens
Pertama-tama diSiapkan 2 tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan 1ml AgNO3 0,1N. kemudian di tambahkan setetes demi tetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH Berlebih = pereaksi tollens). dalam tabung (1) ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) di tambahkan dengan 0,5 ml aseton. dipanaskan beberapa menit dalam penangas air. Dipehatikan dan di catat perubahan yang terjadi.
D. Reaksi dengan fehling
Pertama-tama di Siapkan 2 buah tabung reaksi, masing-masing tabung di isi dengan 1 ml arutan fehling A dan 1 ml larutan fehling. kedalam tabung (1) ditambahkan 0,5ml formaldehid dan pada tabung (2) dengan 0,5 ml asetin, kemudian kocok. dipanaskan beberapa menit di atas penangas air. diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.

BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1. Tabel Hasil pengamatan
A. Kelarutan dalam air

Zat Warna Bau Kelarutan dalam air
Formaldehid Putih, setelah dilarutkan warnanya tetap Menyengat Larut
Aseton Bening, setelah dilarutkan warnanya berubah menjadi putih alkohol Larut


B. Kelarutan dalam KMnO4
Zat Perubahan warna KMnO4
Formaldehid Putih menjadi endapan coklat tua
Aseton Putih berubah warna menjadi merah anggur

C. Kelarutan dalam pereaksi tollens
Zat Pereaksi tollens
Formaldehid Perak, setelah dipanaskan menjadi endapan cermin perak
Aseton Putih kecoklatan, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan

D. Kelarutan dalam fehling
Zat Pereaksi fehling
Formaldehid Biru tua, setelah di panaskan membentuk endapan merah bata
Aseton Biru tua, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan

2. Reaksi
A. Kelarutan dalam air
B. Kelarutan dalam KMnO4
O
H – C – H + KMnO4 3 H – C – OH + 2MnO4 + H2O
OH
O
CH3 – C – CH3 + KMnO4 tidak bereaksi
C. Kelarutan dalam pereaksi tollens
O O
H – C – H + [Ag(NH3)2]+ 2Ag+ + H–C–ONH4 + H2O +3NH3
O
CH3 – C– CH3 + [Ag(NH3)2]+ tidak bereaksi
D. Kelarutan dalam Fehling
O O
H – C – H + Cu2+ OH H – C – O + Cu2O + 3H2O
O O
CH3 – C – CH3 + Cu2+ OH CH3 – C – CH2O + Cu2O + 3H2O

B. Pembahasan

Aldehid dan keton merupakan isomer gugus fungsi, keduanya mempunyai gugus yang sama,yaitu gugus karbonil,( CO ), perbedaannya, pada aldehida bila tangan aton karbon gugus karbonil yang satu mengikat gugus alkil dan tangan lain mengikat atom hydrogen. Sedangkan pada keton, kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil.
Formaldehida merupakan aldehida yang paling banyak di produksi dan mempunyai banyak kegunaan, salah satu kegunaannya yaitu untuk membuat formalin, yang digunakan untuk pengawetan, tapi tidak untuk mengawetkan makanan.
Keton yang paling banyak penggunaanya adalah propanon, yang dalam dunia perdagangan dan kehidupan sehari-hari di sebut aseton. Kegunaan utama aseton adaah sebagai pelarut, khususnya untuk zat-zat yang kurang polar dan non polar. Dan juga biasanya di gunakan untuk pembersih pewarna kuku.
Pada praktikum kali ini kita akan melihat kelarutan aldehid, yang mana pada praktikum ini di gunakan formaldehid dan keton, atau aseton pada air, reaksi aldehid dan keton dengan KMnO4, pereaksi tollens, dan pereaksi fehling.
Formaldehid larut dalam air,warnanya tetap, tidak terjadi perubahan sebelum dan setelah di larutkan dalam air, menimbulkan bau yang menyengat. Aseton juga larut dalam air, berwarna bening sebelum di larut dalam air, setelah di larutkan dalam air berubah menjadi putih, menimbulkan bau yang seperti bau alcohol.
Formaldehid jika di reaksikan dengan KMnO4 akan menimbulkan perubahan warna, yang sebelumnya berwarna putih, berubah menjadi endapan coklat tua. Begitupun dengan aseton, yang awalnya berwarna putih, berubah menjadi warna merah anggur (Ungu).
Formaldehid jika di reaksikan dengan pereaksi tollens (AgNO3 dan NH4OH) menghasikan warna perak, yang jika dipanaskan akan membentuk endapan cermin perak. Sedangkan aseton jika di reaksikan dengan pereaksi tollens menghasilkan warna putih kecoklatan. Yang jika di panaskan tidak terjadi perubahan.
Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi fehling akan menghasilkan warna biru tua, yang jika dipanaskan akan membentuk endapan merah bata. Sedangkan aseton jika direaksikan dengan pereaksi fehling juga akan menghasilkan warna biru tua yang jika dipanaskan tidak terjadi perubahan.
KMnO4 digunakan dalam praktikum ini karena KMnO4 merupakan oksidator yang kuat. Pereaksi Tollens digunakan dalam praktikum ini untuk melihat perubahan yang terjadi pada hasil reaksi dengan formaldehid yang menghasilkan cermin perak pada dinding tabung, sedangkan pada reaksi dengan aseton tidak menghasilkan cermin perak pada dinding tabung. Sehingga percobaan pereaksi tollens biasa disebut dengan reaksi cermin perak. Aseton tidak dapat membentuk cermin perak Karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbon. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan. Pada Formaldehid oksidasi terjadi dengan mudah karena ketiganya lebih reaktif.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari praktikum di atas dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Formaldehid dan aseton sama-sama larut dalam air, yang berbeda hanya bau yang di hasilkan dan perubahan warnanya
2. jika direaksikan dengan KMnO4 ,Formaldehid mengalami perubahan yaitu dari putih menjadi endapan coklat tua. Dan aseton dari warna putih berubah menjadi merah anggur (Ungu)
3. jika direaksikan dengan pereaksi tollens, formaldehid berubah warna menjadi warna perak yang jika di panaskan akan membentuk endapan cermin perak. Sedangkan aseton juga mengalami perubahan warna menjadi putih kecoklatan yang jika di panaskan tidak mengalami perubahan.
4. Jika direaksikan dengan pereaksi fehling, formaldehid mengalami perubahan warna menjadi biru tua, yang jika dipanaskan membentuk endapan merah bata bandingkan aseton juga mengalami perubahan warna menjadi biru tua, tapi jika di panaskan tidak mengalami perubahan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penuntun Praktikum KIMIA ANALISIS FARMASI. Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta

Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Erlangga : Jakarta
Petrucci, Ralph. 1989. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta
Staley, Dennis. 1992. Penuntun Belajar untuk Kimia Organik. Hayati : Bandung

Sudarmo, Unggul. 2006. Analisis Kimia : Phibeta : Jakarta
Fessenden. 1997. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga : Jakarta

3 komentar: